"Gue heran lo tiap pagi bangun jam berapa deh? Sempet-sempetnya nata rambut kayak gitu?" celetuk salah satu rekan kerja saya semasa di kantor lama dulu. Kalau di kantor, saya memang selalu berusaha menata rambut sedemikian rupa supaya tidak mengganggu pandangan. Minimal sanggul biasa atau kepang seribu.
Tidak hanya bertanya soal rambut, mereka juga keheranan saya selalu pakai rok ke kantor. "Gak ribet apa kalau naik kereta?"
Bahkan mereka juga heran karena saya selalu memakai sepatu hak tinggi di ruangan (ya, gak tinggi-tinggi amat sih) meski hari itu saya tidak ada jadwal keluar kantor, sementara yang lain dengan santainya hanya memakai sepatu karet yang super nyaman. "Orang seharian di ruangan juga, gak ke mana-mana" kata mereka.
Di samping performa kerja, sikap, dan tingkah laku, penampilan juga menjadi suatu hal yang penting yang perlu diperhatikan seorang pekerja. Gaya berpakaian di kantor (indoor) atau lapangan (outdoor) tentunya berbeda sehingga harus kita sesuaikan supaya tidak saltum alias salah kostum.
Salah kostum nyatanya bisa memengaruhi psikologis sebagian orang seperti tidak percaya diri dan insecure (merasa tidak aman). Akibatnya hal ini akan memengaruhi mood hingga menurunkan performa kerja.
Jadi karena kebetulan saya bekerja di kantoran dan berangkat dari pengalaman seperti yang sudah saya ceritakan di atas, maka opini yang akan saya uraikan dalam artikel ini tentunya akan lebih berkaitan dengan lingkungan perkantoran.
Mengapa penampilan menjadi hal yang penting di tempat kerja?
Bagi sebagian orang mungkin berpendapat bahwa penampilan bukanlah suatu hal yang penting di tempat kerja. Tidak masalah berpenampilan santai, yang penting performa kerja bagus, target tercapai sesuai deadline, perusahaan maju, dan transferan gaji lancar.
Namun seperti yang sudah saya singgung di atas, penampilan dan cara berpakaian juga memiliki pengaruh tersendiri dalam budaya kerja. Dan saya merumuskan empat alasan untuk menjawab pertanyaan di atas:
1. Kesan Pertama hanya satu kali
"Don't judge the book by its cover". Frasa super terkenal ini seringkali diucapkan supaya jangan hanya menilai seseorang berdasarkan penampilan luarnya saja. Tapi coba bertanya pada diri sendiri, apakah kita selalu menerapkan pemikiran semacam itu pada setiap orang ketika melihat mereka pertama kalinya?
Pada dasarnya mata kita lebih suka melihat yang indah-indah. Jadi sebelum bisa melihat lebih jauh sifat, kepribadian, dedikasi dan profesionalitas seseorang, pastinya penampilan adalah satu hal yang pertama kali mampu memberikan kesan pertama.
Bagaimana cara berpakaiannya, rapi atau tidak? Rambutnya, terpotong atau tertata dengan baik atau tidak? Wajahnya, apakah terlihat cerah dan bersih atau kotor? Kukunya, apakah bersih dan terpotong rapi atau tidak?
Hal-hal dasar terkait penampilan seperti itu sangat mempengaruhi kesan pertama seseorang yang melihat kita dan bisa jadi menentukan apakah mereka akan bersikap terbuka kepada kita atau tidak, walaupun hanya sekadar untuk mengobrol biasa. Jika kesan pertama kita saja sudah tidak 'kena' pada klien atau rekan kerja, bagaimana bisa suatu perjanjian atau kesepakatan bisnis tercapai dengan maksimal?
2. Mendorong kepercayaan diri
Ini seringkali saya alami sendiri. Saat saya merasa ada yang fail dengan yang saya pakai, saya suka merasa insecure. Misal rambut tidak rapi, sepatu kotor, ada bagian jahitan baju yang terbuka, dan lain sebagainya. Berbeda jika semuanya sudah rapi dan melekat di tubuh saya sesuai pada tempatnya, saya merasa lebih percaya diri. Baik saat bekerja sendiri maupun saat bertemu dengan orang lain.
Saya yakin sebagian orang ada yang mengalami perubahan mood atau bahkan mempengaruhi performa kerjanya (meskipun pekerjaan ringan), karena tidak percaya diri saat akibat mengalami momen fail itu atau saltum atau apapun yang membuat seseorang merasa penampilannya tidak rapi. Kamu pernah?
Baca Juga:Â Memahami Macam-macam Baju Kerja Pria
3. Orang lain akan lebih menghargai Anda
Coba jawab dengan jujur, bagaimana kesan yang pertama kali muncul di pikiran pembaca sekalian ketika melihat karyawan baru atau rekan kerja atau kolega bisnis yang mengenakan kaus oblong, celana jeans dan sepatu olahraga ketika kalian akan melakukan sebuah pertemuan bisnis?
Kecuali mereka adalah CEO dari perusahaan digital raksasa macam Mark Zuckerberg, pasti ada yang berkata dalam hati "Gak salah nih orang? Mau ke mall apa gimana?".
Masih berkaitan dengan poin pertama tadi, faktanya sebagian orang terutama di kalangan profesional akan lebih menghargai kolega atau rekan kerjanya jika berpakaian rapi.
Berpakaianlah dengan rapi sesuai dengan gaya kita masing-masing. Sah-sah saja menggunakan pakaian yang lebih berwarna supaya tidak terlihat kaku dan membosankan. Penggunaan aksesoris juga boleh saja asal tidak berlebihan.
4. Penampilan mewakili image tempat kerja
Setiap orang yang bekerja, tentunya sekaligus menjadi perwakilan dari tempat kerja mereka masing-masing. Oleh sebab itu tak sedikit perusahaan yang memiliki aturan tertentu bagi karyawannya terkait dengan cara berpakaian di kantor.
Memang perusahaan-perusahaan tersebut tidak terlalu spesifik dalam menerapkan aturan berpakaian, karena jika terlalu strict justru akan membuat karyawan merasa tidak ekspresif dan nyaman dalam bekerja. Jadi umumnya aturan tersebut hanya menerapkan aturan dresscode saja seperti formal atau smart casual.
Namun demikian, bukan berarti kita bisa seenaknya berpakaian yang asal nyaman. Misal memakai sandal jepit di ruangan (kecuali jika mau sholat), memakai celana legging (seperti untuk olahraga) dan lainnya.
Apa kata karyawan dari perusahaan lain jika melihat gaya berpakaian kita yang sangat tidak rapi? "Ih ya ampun, itu orang kerja di perusahaan mana sih, kok bajunya gitu amat?"
Tentunya kita tidak mau kan tempat kita mencari nafkah dipandang sebelah mata oleh orang lain hanya karena gaya berpakaian kita yang tidak proper?
Bagaimana supaya tetap terlihat rapi saat bekerja?
Jika kita sudah memahami pentingnya cara berpakaian yang baik di lingkungan kerja, berikut tips sederhana ala saya untuk tetap terlihat rapi saat bekerja:
Memilih pakaian yang tepat
Well, saya memang bukan ahli fesyen yang pintar merekomendasikan jenis-jenis pakaian yang bisa di mix 'n match ala majalah fashion. Tapi dalam bekerja, memilih pakaian yang tepat adalah aturan yang paling mendasar.
Sesuaikan dengan lokasi tempat kerja, apakah outdoor atau indoor. Jika kita bekerja di gedung perkantoran (apalagi perkantoran elite), sebaiknya jangan berpakaian terlalu kasual. Dan kalau di outdoor (di lapangan), ya jangan juga pakai blazer dan sepatu hak tinggi, atau kamu bakal kepanasan dan kakimu sakit karena harus banyak berjalan.Â
Untuk yang bekerja di perkantoran, pakailah kemeja, terusan atau blouse atau rok untuk wanita dan celana panjang bahan untuk pria, sepatu pantofel. Bagi wanita, coba tata rambut sedemikian rupa misal sanggul rendah (yang simpel saja dan tidak perlu ke salon juga). Atau jika ingin digerai, usahakan tetap tersisir rapi dan tidak awut-awutan seperti sapu ijuk yang sudah mekar karena terlalu lama dipakai.
Perhiasan juga boleh saja tapi usahakan yang minimalis. Tidak perlu memakai perhiasan bling-bling segambreng ala-ala rapper di Hollywood sana, nanti kamu bisa dikira kerja sambil dagang.
Dan jika bekerja di lapangan (misal lokasi proyek), gunakan pakaian yang nyaman. Apalagi biasanya perusahaan memiliki perlengakapan khusus yang harus dipakai, sehubungan dengan keselamatan kerja. Jangan coba-coba pakai heels 15 cm ke lokasi proyek, atau sepatumu bakal terbenam lumpur.
Memperhatikan kebersihan alias grooming
Kebersihan yang saya maksud di sini misalnya kebersihan badan, rambut, kuku, wajah, dan lainnya. Mandi dan cuci rambutmu secara rutin supaya tidak mengeluarkan bau-bau yang tidak sedap. Dan jangan sampai rambutmu menjadi sarang makhluk-makhluk kecil karena malas dicuci.
Jika kamu suka wangi-wangian, semprot-semprot sedikit parfum juga boleh. Asal jangan berlebihan yang sanggup membuat nyamuk terbang sempoyongan seperti habis disemprot racun serangga. Pilih parfum yang wanginya segar atau lembut dan bukannya minyak nyong-nyong yang bisa bikin sakit kepala.
Kalau tidak terlalu suka menggunakan make-up, usahakan supaya wajah tetap terlihat bersih dengan mencuci muka secara rutin. Bila perlu maskeran. Dan untuk pria, jika ingin memelihara janggut, usahakan terpotong rapi. Tapi saya sih lebih suka melihat pria yang tidak berjanggut. Hihihi..
Make-up
Oke, untuk yang satu ini mungkin lebih cocok untuk wanita saja, karena meskipun di Korea sana sudah ada produk make-up untuk pria, tampaknya di Indonesia tren make-up untuk pria masih belum umum diterima.
Oleh sebab itu kalian para wanita, jangan malas untuk menggunakan make-up saat bekerja. Tidak perlu heavy make-up seperti mau ke pesta apalagi sampai menor-menor kayak mau dangdutan. Cukup aplikasikan make-up yang sifatnya mendasar seperti foundation, bedak, pensil alis, eyeliner atau eyeshadow serta lipstik. Voila! Siap deh ngantor.
Baca Juga: Tren Blazer sebagai Pakaian Kerja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H