"Ngapain Mbak?" tanya saya pada salah seorang teman disela pertemuan kami di sebuah kafe. Biasa, reuni ala-ala supaya ada alasan berkumpul menjalin silaturahmi.
"Ini loh, lagi gerus obat. Lo tau kan gue orangnya tipikal yang gak bisa minum obat tablet. Pasti ntar nyangkut di kerongkongan", jawab si Mbak sementara tangannya mengerus obat di atas sebuah kertas mirip kertas roti dengan bantuan sendok. "Jadi gue gerus dulu supaya bisa dicampur air nanti. Tinggal telen deh".
Di sebelahnya tangan kirinya ada kemasan obat dan kebetulan saya melihat pada kemasan tersebut tertulis 'tablet salut enterik'.
"Eh Mbak, ini tablet salut enterik loh. Gak boleh digerus. Harus langsung ditelan. Emang Mbak gak dijelasin waktu beli obat ini?" tanya saya.
"Ya dijelasin sih. Tapi mau gimana, gue gak bisa nelen obat", katanya masih membela diri.
Pernah mengalami hal serupa di atas? Atau mungkin Anda pernah melakukan hal yang sama dengan teman saya di atas? Jika ya, maka perlu saya tekankan bahwa hal tersebut sangat salah. Akan saya jelaskan nanti mengapa salah.
Dalam dunia farmasi alias obat-obatan, ada berbagai macam bentuk sediaan obat baik solid (padat), semi-solid (misalnya krim atau gel atau pasta), cairan hingga gas. Semua bentuk ini disesuaikan berdasarkan formulasi dan tujuan pengobatan sehingga cara pakainya pun berbeda-beda. Jika cara pemakaiannya salah, tentu akibatnya obat tersebut menjadi rusak dan tidak berkhasiat (tidak berefek) bagi si pengguna.
Kalau bentuk sediaan injeksi, semi-solid dan gas mungkin sudah jelas cara penggunannya yakni disuntikkan, dioleskan atau dihirup. Tapi bentuk sediaan oral (ditelan) biasanya yang paling banyak salah dalam hal cara penggunaannya.
Jadi supaya tidak salah cara menggunakan obat, berikut beberapa cara menggunakan obat berdasarkan bentuk sediaannya:
Tablet/Kapsul/Pil
Bentuk ini paling banyak dan sering kita jumpai. Cara meminumnya adalah dengan menelan langsung seluruhnya atau sebagian dengan air putih. Beberapa orang mungkin ada yang bisa menelan tanpa bantuan air. Tapi jika tidak bisapun, maka yang paling baik adalah dengan air putih, bukan dengan susu, kopi, teh, apalagi alkohol.
Kapsul pun bisa dibuka cangkangnya untuk mengeluarkan serbuk obatnya dan dicampur dengan air (seperti puyer), tapi biasanya untuk anak-anak yang sulit menelan obat.
Khusus untuk kapsul lunak (misalnya vitamin yang mengandung minyak ikan), harus ditelan seluruhnya dan tidak boleh dibuka seperti kapsul keras yang memiliki cangkang.
Tablet Kunyah dan Tablet Hisap
Seperti namanya, tablet jenis ini harus dikunyah atau dihisap seperti permen. Misalnya obat-obat antasida (untuk maag). Dan jangan lupa minum air putih untuk memastikan seluruh obat tertelan.
Tablet Salut
Merupakan jenis tablet yang dilapisi dengan bahan tertentu dengan tujuan khusus. Misalnya tablet Salut Gula, Tablet Salut Selaput atau Tablet Salut Enterik.
Tablet Salut Gula dan Salut Selaput biasanya bertujuan untuk menutupi rasa atau bau yang tidak enak dari zat aktif obat. Sementara Salut Enterik bertujuan untuk melindungi obat supaya tidak hancur di dalam lambung akibat asam lambung. Dengan kata lain, Tablet Salut Enterik bertujuan supaya obat tersebut bekerja di usus.
Itulah mengapa jenis obat salut tidak memiliki break-line seperti tablet biasa karena memang penggunaannya tidak boleh dibelah apalagi digerus, melainkan harus ditelan seluruhnya.
Jika memang memiliki kesulitan menelan obat (meskipun dengan air), mungkin bisa menggunakannya dengan bantuan makanan kecil.
Tablet Effervescent
Merupakan jenis tablet yang digunakan segera setelah dilarutkan dalam air putih. Tablet jenis ini biasanya sangat menyerap uap air sehingga penyimpanannya harus dalam wadah kedap udara. Tablet dimasukkan dalam air (jumlahnya sesuai petunjuk dalam kemasan) lalu setelah larut sempurna, baru diminum hingga habis. Jangan lupa tambahkan sedikit air dalam gelas untuk memastikan seluruh sisa obat terminum. Tahu contoh obatnya?
Tablet Bukal
Adalah tablet yang digunakan dengan cara menyelipkannya di antara gusi dan pipi. Sebelum menggunakannya, minum dan berkumurlah dengan sedikit air untuk melembabkan mulut, lalu letakkan tablet di anatara pipi dan gusi atau gusi bawah. Tutup mulut dan jangan menelan (makan/minum/merokok) sebelum tablet larut dengan sempurna. Cuci mulut atau berkumur minimal 15 menit setelah tablet larut sempurna.
Tablet Sublingual
Merupakan tablet yang digunakan dengan cara menyelipkannya di bawah lidah. Tahap-tahap cara penggunaannya kurang lebih sama dengan dengan Tablet Bukal. Jenis sediaan ini biasanya merupakan obat jantung.
Tablet Vaginal
Merupakan jenis tablet yang digunakan dengan cara memasukkannya ke dalam vagina. Biasanya obat jenis ini bertujuan untuk mengobati infeksi jamur atau bakteri vagina.
Suppositoria
Jenis sediaan ini biasanya berbahan dasar cokelat sehingga mungkin akan tercium aroma cokelat. Namun bukan berarti obat ini bisa dimakan karena cara penggunaan yang benar adalah dimasukkan ke dalam rektum/dubur. Misalnya obat Parasetamol yang biasa digunakan untuk menurunkan demam pada anak atau obat sembelit.
Sirup/Suspensi/Emulsi
Bentuk sediaan ini pada dasarnya adalah cair, namun memiliki formulasi yang berbeda. Sediaan sirup biasanya berupa cairan yang jernih dimana zat aktif obatnya larut sempurna. Sementara suspensi mengandung zat aktif obat yang tidak larut dalam air sehingga dalam waktu tertentu akan timbul endapan dalam wadah. Emulsi pada dasarnya mirip dengan suspensi, tapi tidak menyatu karena terdiri dari bahan minyak yang tidak larut air.
Sirup Kering
Adalah obat yang harus dilarutkan terlebih dahulu dengan air minum sebelum digunakan (konsepnya mirip Effervescent dan Suspensi). Pada botol biasanya tertera tanda batas pelarutnya, namun jika tidak ada, pasien dapat meminta bantuan Apoteker atau Asisten Apoteker untuk melarutkan.
Tetes Mata
Ini adalah salah satu bentuk sediaan steril yang pemakaiannya bisa digunakan sendiri oleh pasien. Beda dengan injeksi yang harus dibantu oleh dokter atau perawat karena selain termasuk obat yang kerjanya cepat (langsung masuk ke dalam darah sehingga beresiko jika dilakukan oleh orang yang tidak memperoleh pelatihan khusus).
Sebenarnya masih ada bentuk sediaan lain seperti Metered Dose Inhaler (MDI) dan Turbuhaler untuk penderita asma. Namun karena cara penggunaannya sedikit kompleks, akan saya jelaskan di artikel terpisah.
Jadi Kompasianer, jangan lupa selalu memperhatikan bentuk sediaan obat dan cara penggunaanya ya. Semua informasi biasanya sudah tertera dalam kemasan jadi jangan malas membaca. Jika ada yang dirasa kurang jelas, jangan ragu minta penjelasan dari Apoteker atau Asisten Apoteker.
Salam sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H