Tentunya langkah pertama yang harus dilakukan pasien adalah melaporkan kejadian tersebut kepada dokter yang menangani pasien. Pun bila misalnya pasien mengkonsumsi obat yang diperoleh tanpa resep dokter, pasien hendaknya menghubungi dokter terdekat untuk mendapatkan penanganan pertama.
Sebagai langkah pertama investigasi, pasien biasanya akan ditanya tentang nama obat yang diduga menyebabkan reaksi KTD atau ESO, no bets produk tersebut, hingga obat atau makanan lain yang dikonsumsi sebelum atau pada saat bersamaan dengan konsumsi obat yang terduga.
Setelah pasien memperoleh penanganan pertama, dokter akan melaporkan KTD tersebut kepada pabrik yang memproduksi obat tersebut atau badan otoritas terkait (BPOM).
Pasien juga sebenarnya bisa saja menghubungi pabrik obat atau BPOM melalui kontak layanan publik (customer service). Tapi biasanya ini jarang terjadi karena tentunya pasien lebih mengutamakan penanganan pertama lebih dulu sehingga pihak pertama yang akan dihubungi biasanya adalah dokter. Apalagi jika KTD yang muncul sifatnya serius. Sistem pelaporan ini disebut juga dengan Pelaporan Spontan (Spontaneous Adverse Events Reporting).
Satu hal yang perlu digarisbawahi disini adalah, ketika suatu KTD muncul akibat suatu produk obat meskipun sudah digunakan sesuai petunjuk, bukan berarti serta merta kualitas obat tersebut buruk.Â
Saya merasa perlu menekankan ini karena di zaman teknologi yang serba canggih saat ini, seseorang mudah sekali menyebarkan informasi yang belum tentu akurat (terutama jika diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi) sehingga berpotensi membuat bingung masyarakat.
Munculnya suatu KTD bisa dipengaruhi beberapa faktor misalnya:
Interaksi dengan makanan, minuman maupun obat
Sama seperti yang sudah saya singgung di atas, suatu obat dapat berinteraksi dengan obat lain, makanan maupun minuman jika dikonsumsi bersamaan.Â
Jika pasien memperoleh memperoleh obat dari dokter atau apoteker, seharusnya mereka diberitahu apa-apa saja yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat. Tapi kadang pasien yang membeli obat bebas (tanpa resep dokter), juga malas membaca leaflet obat. Tidak menutup kemungkinan ada dari mereka yang minum obat bersamaan dengan teh atau kopi, bahkan minuman beralkohol.
Oleh sebab itu penting sekali membaca informasi dan petunjuk penggunaan obat yang tertera dalam leaflet sebelum digunakan.
Usia dan Penyakit
Pada pasien geriatri tentunya resiko munculnya efek samping obat sangat besar karena fungsi fisiologis tubuhnya telah menurun. Dan pada pasien yang memiliki kondisi penyakit tertentu misalnya gagal ginjal, tentunya memerlukan monitor penuh untuk mencegah efek toksik karena ginjalnya sudah tidak mampu lagi menyaring zat-zat berbahaya dalam tubuh.