Jadi bisa disimpulkan bahwa di setiap tempat bahkan di rumah kita sendiri, tetap ada bahaya resiko keracunan jika pencegahan tidak dilakukan. Apalagi jika di rumah tersebut ada anak kecil. Tentunya segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan keracunan harus disimpan dengan baik dan benar supaya jauh dari jangkauan anak-anak.
Keracunan Makanan
Misalnya setelah makan ikan tongkol yang pengolahannya kurang baik (karena racun Skombrotoksin yang muncul ketika ikan sudah tidak segar), roti yang sudah berjamur, mengkonsumsi jamur liar atau makan daging yang kurang matang. Gejala umum yang biasa muncul akibat keracunan misalnya pusing, sakit perut, mual, muntah hingga diare.
Sebagai pertolongan pertama, korban keracunan bisa diberikan larutan Norit (arang aktif) dengan dosis 50-100 g (untuk orang dewasa) dan 1-2g/kg berat badan (untuk anak-anak). Jika gejala keracunan masih terus berlangsung, hendaknya dibawa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Keracunan Akibat Tertelan Bahan Kimia
Bahan kimia yang tertelan bisa berupa racun serangga, obat-obatan dalam jumlah banyak, sabun cair, bahan pemutih, pewangi ruangan, minyak tanah, dan sebagainya. Bila keracunan yang terjadi akibat menelan bahan-bahan kimia, pertolongan pertama yang paling umum dilakukan adalah Dekontaminasi (metode pengenceran).
Tujuan Dekontaminasi ini adalah untuk mengurangi konsentrasi racun pada saluran cerna, supaya racun bisa dikeluarkan melalui urin. Dekontaminasi ini bisa dilakukan dengan minum air putih yang banyak atau susu, dan harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah bahaya.
Susu memang dikenal memiliki kelebihan dapat mengikat racun dan merangsang muntah sehingga zat beracun bisa ikut keluar. Namun tidak semua jenis keracunan bisa diberikan susu sebagai pertolongan pertama misalnya keracunan akibat kapur barus/Naftalen dan minyak tanah karena dapat meningkatkan penyerapan racun sehingga resiko keracunan pun meningkat.Â
Dan bila setelah minum susu tidak terjadi rangsangan untuk muntah, jangan dipaksa karena justru dapat mengakibatkan luka korosi pada saluran cerna maupun beresiko masuk ke paru-paru.
Setelah pemberian pertolongan pertama ini, segera bawa korban ke dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut, misalnya bilas lambung dan pemberian antidotum (penawar racun). Dan jangan lupa menginformasikan kepada dokter kemasan zat yang diduga menyebabkan keracunan, untuk mempercepat penentuan antidotum yang tepat.
Pemberian susu yang dianjurkan untuk pertolongan pertama pada korban keracunan adalah, 1/4 - 1/2 cangkir untuk anak-anak dan 1-2 cangkir untuk orang dewasa, dan hanya diberikan jika korban dalam keadaan sadar dan tidak mengalami kesulitan menelan.
Keracunan Akibat Inhalasi Gas
Gas yang dimaksud disini bisa gas Karbon Monoksida dan Karbon Dioksida (biasanya dari asap kendaraan bermotor), atau gas dari racun serangga atau pewangi ruangan. Gejala yang tampak biasanya sesak nafas hingga tak sadarkan diri. Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan menjauhkan korban dari sumber gas kemudian membebaskan jalan nafas dan memberikan oksigen murni. Oksigen murni ini bisa didapatkan di apotek.
Keracunan Akibat Paparan Zat Kimia pada Permukaan Kulit atau Membran Mukosa
Biasanya zat kimia yang dimaksud adalah zat yang bersifat korosif (misalnya asam sulfat pekat, cuka (asam asetat) pekat dan lainnya). Zat kimia korosif ini bisa menyebabkan kulit melepuh dan terbakar, meskipun sebenarnya zat semacam ini sangat jarang ditemukan di rumah tangga.