- Orlistat (obat ini bekerja di usus dengan cara mengurangi penyerapan lemak dari makanan yang kita makan)
- Liraglutide (obat ini sebenarnya diindikasikan untuk Diabetes tipe 2 berupa injeksi, namun terkadang digunakan juga untuk menurunkan berat badan karena efeknya yang menurunkan nafsu makan dan dan membuat merasa cepat kenyang).
Sementara itu ada juga beberapa kombinasi obat yang penggunaannya disetujui oleh FDA untuk menurunkan berat badan dengan cara menekan nafsu makan seperti, kombinasi Phentermine-Topiramat dan Naltrexone-Bupropion.
Penggunaan obat-obat ini juga tentunya bukan tanpa efek samping. Oleh sebab itu sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya dan monitoring selama terapi, karena respon tubuh setiap orang berbeda terhadap efek obat.Â
Pun jika setelah 12 minggu mengkonsumsi obat namun tidak ada penurunan berat badan, sebaiknya kembali berkonsultasi ke dokter untuk mengganti terapi.
Dalam hal kesehatan, saya meyakini bahwa tidak ada yang instan. Semua membutuhkan proses dan kedisiplinan. Oleh sebab itu, dengan hanya mengkonsumsi obat penurun berat badan tidak akan efektif jika tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat seperti pola makan yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup dan olahraga yang teratur, misalnya lari atau bersepeda.
Bahkan olahraga pun, perlu disesuaikan dengan kemampuan tubuh. Jangan sampai memforsir tubuh dengan olahraga berat demi membakar banyak kalori, tapi malah akhirnya jatuh sakit.
Dan yang paling penting untuk dicatat, tidak ada obat pelangsing yang dapat menurunkan berat badan dalam sekejap. Atau dengan kata lain kita patut mencurigai segala sesuatu yang terdengar "too good to be true". Oleh sebab itu kita harus kritis dan berhati-hati, terutama jika ada obat penurun berat badan yang disertai ciri berikut:
- Klaim berlebihan, misalnya: "mampu menurunkan berat badan hanya dalam waktu satu minggu",
- Menggunakan kata-kata seperti "teruji secara sains" atau "menjamin..."
- Produk dikatakan sebagai obat herbal alternatif, tapi memiliki efek yang sama dengan obat keras (obat resep),
- Label obat dalam bahasa asing yang tidak bisa dimengerti masyarakat setempat,
- Obat dijual secara daring (online) atau cara lain yang keamanannya tidak bisa dijamin,
- Obat tidak memiliki Nomor Izin Edar (NIE) dan tidak mencantumkan produsennya.
Jadi untuk para wanita di luar sana, sekali lagi, cantik bukan hanya diukur dari yang kelihatan, tetapi kita juga harus smart. Jangan sampai demi memiliki penampilan fisik yang sempurna, kita harus mempertaruhkan kesehatan yang seharusnya kita jaga dengan baik.
Referensi:Â CDC; NIDDK; FDA; WEBMD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H