Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mitos dan Fakta Pertolongan Pertama pada Luka Bakar

7 Mei 2018   08:00 Diperbarui: 7 Mei 2018   15:42 3457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lapisan Kulit (Sumber: stanfordchildrens.org)

"Itu kenapa tangan lo?" tanya saya kepada teman waktu itu. Saya melihat ada luka bakar di tangan kanannya yang sedikit melepuh dan memerah.

"Oh, ini. Gue ceritanya lagi goreng ikan. Trus meledak-ledak gitu. Kena deh ke tangan gue. Tapi tenang, udah gue langsung kasi odol tadi". Nah, pikir saya waktu itu karena nyatanya masih ada saja yang masih menggunakan odol untuk penanganan pertama pada luka bakar.

Dulu, saya juga tahunya menggunakan odol alias pasta gigi untuk penanganan pertama pada luka bakar. Dengan catatan hanya untuk luka bakar yang ringan-ringan seperti kesenggol panci panas atau setrika, terciprat air atau minyak goreng panas. Tapi itu dulu sekali, sebelum saya kuliah farmasi.

Mungkin di antara kita pun saat ini masih banyak yang tahunya menggunakan pasta gigi atau krim berminyak seperti mentega atau es untuk penanganan pertama luka bakar. Tapi apakah cara tersebut sudah benar dan tepat?

Di awal-awal masa kuliah farmasi dan ketika sedang semangat-semangatnya ikut praktikum kimia, saya dan teman-teman seperjuangan sudah sering kena luka bakar. Bukan karena nyenggol panci panas apalagi kena minyak waktu goreng ikan karena kami tidak belajar tata boga, melainkan karena terciprat bahan kimia pekat semacam Asam Sulfat pekat atau Fenol.

Memang tidak pakai pengaman? Sudah sih, tapi ya namanya mahasiswa, mungkin karena kurang hati-hati tetap saja ada yang kena. Tahu-tahu siku saya terasa perih dan melepuh. Rupanya terkena ceceran Fenol di meja praktikum. Bahan-bahan kimia pekat semacam ini bisa membuat jas praktikum saya bolong-bolong. Apalagi kalau kena kulit? Terbayang dong sakitnya?

Sebelum saya membahas soal penanganan pertama pada luka bakar, tidak ada salahnya kita mengetahui sedikit tentang tipe-tipe luka bakar.

Berdasarkan penyebabnya (kausal), luka bakar dibagi menjadi dua yakni Luka Bakar Termal (Thermal Burns) dan Luka Bakar akibat Penghirupan (Inhalational Burns).

Thermal Burns termasuk akibat kontak langsung dengan api atau objek panas (kompor, setrika misalnya) atau cairan panas (air, minyak goreng) atau ledakan. Bisa juga akibat kontak dengan listrik, zat kimia korosif, atau akibat paparan sinar matahari yang berlebihan.

Sedangkan Inhalation Burns, misalnya, akibat menghirup senyawa kimia beracun atau zat berbahaya hasil pembakaran yang tidak sempurna. Dan ciri pertama luka bakar adalah kulit terasa sakit dan perih kemudian disusul dengan memerah dan melepuh (tergantung derajat keparahannya).

Lapisan Kulit (Sumber: stanfordchildrens.org)
Lapisan Kulit (Sumber: stanfordchildrens.org)
Sementara itu, berdasarkan kedalaman kulit yang terbakar (karena kulit kita terdiri dari tiga lapisan mulai dari yang paling luar: epidermis, dermis dan subkutan), derajat luka bakar dibagi menjadi 3:

Derajat 1 (superficial burns / luka bakar ringan)

Jika luka bakar hanya terjadi pada bagian epidermis dan mengakibatkan peradangan biasa. Biasanya akibat sunburn (terbakar matahari) atau akibat kontak dengan objek panas. Luka bakar derajat 1 umumnya bisa sembuh dalam waktu satu minggu tanpa perubahan atau kerusakan kulit secara permanen.

Derajat 2 (partial-thickness burns / luka bakar sebagian)

Jika luka bakar terjadi hingga lapisan dermis kulit sehingga menyebabkan kerusakan kulit cukup serius seperti melepuh. Umumnya luka bakar ini akan memakan waktu beberapa minggu untuk sembuh.

Derajat 3 (full-thickness burns / luka bakar total)

Jika luka bakar terjadi hingga menembus ke lapisan paling bawah kulit (subkutan) sehingga merusak seluruh jaringan kulit. Luka bakar jenis ini jelas memerlukan tindakan operasi / bedah.

Saya tidak akan menampilkan contoh gambar dari ketiga kategori luka bakar tersebut mengingat belum tentu semua orang nyaman melihatnya. Jadi Anda bisa browsing sendiri nanti ya.

Dan dari ketiga kategori tadi, luka bakar derajat 1 lah yang paling memungkinkan menerima pertolongan pertama tanpa harus ke dokter.

Jadi kembali pada pertanyaan di atas, apakah menggunakan pasta gigi, kuning telur, atau krim berminyak mampu meredakan efek luka bakar? Jawabannya tidak.

Pasta gigi mengandung berbagai macam bahan kimia yang justru bisa membahayakan bagi jaringan kulit yang rusak. Sementara bahan-bahan yang berminyak justru akan menahan efek panas di kulit sehingga mempercepat terjadinya peradangan pada daerah kulit yang terpapar panas dan dapat meningkatkan resiko terinfeksi oleh bakteri.

Selain itu, menempelkan es pada kulit yang terkena luka bakar juga beresiko menyebabkan frostbite (radang dingin) dan merusak jaringan kulit.

Sumber: youtube.com/British Red Cross
Sumber: youtube.com/British Red Cross
Cara terbaik dan paling direkomendasikan sebagai pertolongan pertama adalah dengan meletakkan bagian kulit yang terbakar di bawah air dingin mengalir (suhu kamar, bukan air es) selama kurang lebih 10 -- 20 menit.

Cara itu bisa mencegah efek terbakar semakin dalam, memperlambat peradangan dan mengurangi rasa sakit.

Selain itu beberapa hal lain yang bisa dilakukan saat pertolongan pertama adalah melepas atau menjauhkan bahan pakaian atau perhiasan dari sekitar kulit yang terkena luka, dan kemudian mengkonsumsi obat analgesik untuk meredakan nyeri, misalnya, Paracetamol atau Ibuprofen.

Beberapa obat lain seperti salep kombinasi antiinflamasi dan antibiotik juga bisa diberikan.

Tentunya konsultasikan dengan dokter atau apoteker juga ya. Pertolongan dan perawatan pertama luka bakar lebih lengkapnya dapat dilihat disini.

 Jadi sudah tahu dong ya apa yang harus dilakukan pertama kali jika terkena luka bakar?

Referensi:

Science Direct

WHO

Research Gate

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun