Kemerdekaan dan Setelahnya, yang berisi karya seni yang diciptakan pada masa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Pasca-Perang Dunia II;
Pergulatan Seputar Bentuk dan Isi, yang berisi karya-karya seni abstrak maupun realis yang tercipta pada rentang tahun 60an hingga 70an;
Racikan Global, yang menampilkan karya seni dari masa reformasi 1998 hingga karya seniman masa kini.
Pameran ini berlangsung sejak tanggl 4 November 2017 dan akan berakhir pada 18 Maret 2018. Setelah itu museum akan ditutup dan dibuka kembali tanggal 12 Mei dengan konsep dan tema baru. Setidaknya itulah yang diinformasikan oleh salah seorang volunteer museum kepada saya.
Dari sekian banyak karya yang dipamerkan, ada beberapa karya seni yang menarik perhatian saya seperti:
1. Lukisan "Ascending"; lukisan ini dibuat di atas kertas berukuran sangat besar dengan campuran bubuk mesiu dan tinta. Efek kertas yang terbakar sebagian semakin membuat lukisan ini terlihat indah.
Saya yakin ini adalah satu-satunya karya seni yang paling menarik bagi sebagian besar pengunjung, sekaligus menjadi alasan utama pengunjung (termasuk saya) datang ke Museum MACAN. Karya seni ini diciptakan oleh seniman asal Jepang, Yoyoi Kusama, dengan mengkombinasikan kaca, panel kayu, panel akrilik, besi, air dan lampu LED berwarna-warni dengan sedemikian rupa dalam suatu ruangan kecil tertutup, sehingga menimbulkan efek tanpa batas.
Sama seperti museum lainnya, jam operasional Museum MACAN adalah Selasa - Minggu Pukul 10.00 - 19.00. Penjualan tiket on the spot akan ditutup pukul 18.00 sementara antrian Infinity Mirrored Room akan ditutup pukul 17.00. Jadi Kompasianers, mumpung masih ada waktu satu minggu lagi, coba-coba lihat schedulenya. Siapa tahu masih ada waktu kosong untuk diisi dengan menengok karya seni modern dan kontemporer di Museum MACAN. Sudah menghibur, menambah wawasan pula!