"Eh, minta sunblock dong. Panas banget nih, nanti kulit gue terbakar", kata teman saya waktu kami sedang bersiap-siap jalan-jalan ke salah satu pantai di Bali.
Sering dengar kata sunblock dong? Itu loh, lotion yang biasa dipakai untuk mencegah efek kulit terbakar akibat paparan sinar matahari. Biasanya kaum hawa yang paling concern dengan hal ini. Jelas dong. Lagipula wanita mana sih yang mau kulitnya memerah dan mengelupas gara-gara terlalu lama terpapar sinar matahari. Perih sekali rasanya. Lebih perih daripada diselingkuhin pacar. Eh!
Pengalaman saya, orang-orang lebih banyak yang menggunakan istilah sunblock daripada sunscreen. Tapi tahu tidak, kalau istilah sunblock itu sebenarnya salah?
Menurut kamus Oxford, Sunscreen dan Sunblock sama-sama mengacu pada kata benda yakni berupa krim atau lotion yang berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar matahari dan mencegah efek kulit terbakar atau sunburn. Jadi sebelum kita sampai pada kesimpulan sunscreen atau sunblock, ada baiknya kita mengetahui dulu cara kerja dari produk tabir surya.
Sinar UVA, UVB dan UVC
Berdasarkan panjang gelombang, sinar matahari memiliki tiga tipe sinar UV yaitu UVA (315-400 nm), UVB (280-315 nm), dan UVC (100-280 nm). Semakin pendek panjang gelombang, maka efeknya semakin berbahaya bagi kulit. Dengan demikian, sinar UVC adalah yang paling berbahaya bagi kulit.
Biasanya sinar UVC sudah tersaring di lapisan atmosfer bumi. Tapi bukan tidak mungkin sinar ini bisa semakin banyak masuk ke bumi akibat bocornya lapisan ozon.
Sinar UVA dan UVB lah yang umumnya dapat menembus lapisan atmosfer bumi dan mengenai kulit. Radiasi UVA dan UVB dapat menyebabkan berbagai masalah kulit mulai dari kulit terbakar (sunburn), penuaan kulit, pengerutan (wrinkling) hingga memicu resiko kanker.
Dengan demikian, fungsi produk tabir surya adalah mencegah efek yang ditimbulkan oleh paparan radiasi UVA dan/atau UVB. Namun umumnya, produk tabir surya memiliki proteksi terhadap sinar UVB yang ditandai dengan nilai SPF (misalnya SPF 15, SPF 30 atau SPF 50). Lalu apa yang dimaksud dengan SPF?.
SPF (Sun Protection Factor) dan Broad Spectrum
SPF merupakan satuan yang mengukur berapa banyak radiasi matahari dibutuhkan untuk menimbulkan efek sunburn pada kulit yang terproteksi (oleh tabir surya), dibandingkan dengan jumlah radiasi matahari yang dibutuhkan untuk menimbulkan efek sunburn pada kulit yang tidak terproteksi (oleh tabir surya). Nilai ini berbanding lurus dengan efek proteksinya. Jadi, semakin tinggi nilai SPF, maka semakin tinggi pula kemampuan proteksinya.
Tapi perlu diketahui, SPF tidak ada hubungannya sama sekali dengan lamanya produk berefek. Hingga saat ini masih banyak yang berpendapat bahwa semakin tinggi nilai SPF suatu produk, maka semakin lama pula produk tersebut mampu melindungi kulit dari efek sunburn. Ciri khas efek sunburn bisa berupa kulit kemerahan dan berbintik, terasa panas dan perih, hingga mengelupas.
Tapi perlu diingat bahwa munculnya efek sunburn pada setiap orang berbeda-beda, tergantung tipe kulit dan waktu paparan. Radiasi UV paling banyak umumnya terjadi antara pukul 10 pagi hingga pukul 2 siang. Dan lagi-lagi dengan fakta perubahan iklim saat ini, radiasi UV mungkin perlu diwaspadai mulai sekitar pukul 9 pagi. Oleh sebab itu, jumlah pemakaian produk tabir surya dan frekuensi re-aplikasinya juga menentukan cepat atau lambatnya efek sunburn muncul.
Selain SPF, ada beberapa produk yang memiliki klaim Broad Spectrum (Spektrum Luas). Ini berarti produk tersebut tidak hanya melindungi kulit dari radiasi UVB tapi juga memiliki kemampuan untuk melindungi kulit dari efek radiasi UVA.
Menurut US FDA (Food and Drug Administration), produk tabir surya Broad Spectrum yang memiliki nilai SPF diatas 15 boleh menambahkan klaim tertentu, misal mengurangi resiko kanker atau mencegah penuaan. Tapi jika nilai SPF-nya dibawah 15, klaim yang diperbolehkan hanya untuk mencegah efek kulit terbakar.
Selain itu tidak ada produk tabir surya yang benar-benar water resistance (anti air) karena setiap komposisi lotion bisa hilang jika terkena air. Oleh sebab itu, biasanya pada label produk tabir surya dicantumkan waktunya. Misalnya "Water Resistance for 40 Minutes".
Hal-hal yang Harus Diperhatikan:
Cara Pakai dan Waktu Pemakaian
Produk tabir surya bisa berbentuk lotion, krim, spray, minyak, gel dan sebagainya. Produk ini dapat diaplikasikan ke seluruh tubuh. Namun jika akan dipakai ke wajah, ada baiknya mengecek pada label apakah produk tersebut aman digunakan pada wajah juga atau tidak. Dan perlu diingat bahwa tidak ada efek produk tabir surya yang instan alias langsung berefek setelah dipakai. Baiknya produk tabir surya dipakai paling tidak 30 menit sebelum beraktivitas di luar ruangan.
Siapa yang Boleh Memakainya?
Produk tabir surya hendaknya tidak digunakan oleh balita dan anak-anak karena kulit mereka masih cukup rentan dan beresiko terkena alergi/iritasi akibat komposisi produk tabir surya. Cara terbaik adalah menghindarkan anak-anak dari paparan sinar matahari langsung (tapi bukan matahari pagi loh ya).
Frekuensi Pemakaian
Jadi apa yang bisa kita simpulkan dari sini? Tidak ada produk tabir surya yang dapat 100% melindungi kulit dari radiasi UV apalagi mem-block sinar UV. Oleh sebab itu, istilah Sunblock jelas salah.
US FDA juga telah melarang istilah Sunblock karena terkesan overclaimed (berlebihan) dan menganjurkan untuk menggunakan istilah Sunscreen. Begitu juga dengan istilah Waterproof atau Sweatproof, karena pada dasarnya produk tabir surya dapat hilang bila terkena air. Water Resistance adalah istilah yang diizinkan dan tentunya dengan tetap mencantumkan durasi efek Water Resistance-nya.
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H