Dan sama seperti buku lainnya, Sidney Sheldon selalu memberikan pengalaman deg-degan saat membaca novelnya. Runutan bahasa dan alur ceritanya cukup rumit namun tidak terlalu sulit dimengerti. Pokoknya khas novel-novel detektif gitu deh. Penuh konspirasi dan intrik yang tidak terduga.
Saya selalu menyukai novel-novel semacam ini karena melalui novel-novel ini, sedikit banyak saya jadi mendapat informasi baru seputar dunia intelijen, hukum, dan kepolisian. Jadi berasa keren gitu deh.
Karena empat buku sebelumnya adalah buku-buku yang pengarangnya berasal dari luar negeri, maka buku favorit saya yang terakhir, pengarangnya adalah orang Indonesia. Biar kayak iklan gitu deh, "Cintailah produk-produk Indonesia!".
Negeri Van Oranje mengisahkan lima mahasiswa asal Indonesia (Daus, Lintang, Geri, Wicak dan Banjar) yang menuntut ilmu S2 di negeri kincir angin, alias Belanda. Meskipun kelimanya berasal dari latar pendidikan dan pekerjaan yang berbeda dan bahkan lokasi kuliah di Belanda juga berbeda, tapi tidak membuat persahabatan mereka garing dan kaku kayak kanebo kering!
Novel ini menggambarkan suka duka kehidupan mahasiswa yang merantau di luar negeri dan perjuangan demi meraih gelar master di bidang masing-masing. Dan bukan hanya kisah tentang kehidupan mahasiswa, novel ini juga banyak memberikan banyak gambaran tentang keindahan dan kehidupan di kota Leiden, Rotterdam, Amsterdam, Utrecht, dan Scheveningen, hingga kota-kota lain di Eropa seperti Barcelona dan Brussels.Â
Namun yang paling penting, buku ini memberikan pesan bagi kita dan khususnya bagi para putra-putri Indonesia yang telah berhasil menuntut ilmu dari luar negeri, "Kontribusi apa yang akan kamu berikan bagi negaramu?"
Negeri Van Oranje telah diangkat ke layar lebar tahun 2015. Dan lagi-lagi pesan saya, baca dulu sebelum nonton filmnya.
Sebenarnya masih ada banyak buku bagus yang patut dibaca seperti novel-novel karya Eka Kurniawan, Ilana Tan, Alia Zalea, Lisa Kleypas, Beatrix Potter, Enid Blyton, Stephen Hawking, Nicholas Sparks, Â Paulo Coelho, Trinity (seri Naked Traveler), Pramoedya Ananta Toer dan masih banyak lagi. Kini tinggal tergantung selera Kompasianer. Yang selalu saya tekankan pada diri saya, jangan pernah merasa rugi setelah membeli buku yang menurut kita kurang bagus. Kelak buku-buku tersebut pastilah ada manfaatnya.
Selamat berburu!
"Reading a good book is like taking a journey" -- Emma Gulliford