Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Hati-hati Gangguan Mental karena Kecanduan Gim Daring!

5 Januari 2018   17:50 Diperbarui: 21 Juni 2018   09:43 3042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Lifestyle Kompas

Waktu makan siang, biasanya menjadi waktu senggang bagi saya dan rekan-rekan kantor untuk membicarakan hal-hal selain pekerjaan. Layaknya sekelompok wanita yang sedang berkumpul sambil ngopi-ngopi cantik, topik obrolan kami berubah-ubah mulai dari soal fashion, hewan peliharaan, jalan-jalan, hingga akhirnya pembicaraan kami terfokus soal ML. Eh?

ML yang saya maksud disini bukan soal "itu", tapi singkatan dari sebuah gim daring alias Mobile Legend. Pernah dengar? Atau jangan-jangan suka main juga?

Pada dasarnya saya bukan orang yang suka main gim, terutama gim daring. Begitu juga dengan teman-teman saya tadi. Lalu apa dong yang kami bicarakan kalo tidak suka? Tak lain tak bukan adalah keluhan tentang anggota keluarganya yang ketagihan main ML! Dan karena kebetulan anggota keluarga saya tidak ada yang suka main ML atau gim daring lainnya, akhirnya saya hanya bisa mendengarkan keluhan ketiga rekan kantor saya. 

Dua orang rekan saya, suaminya tergila-gila main ML. Sementara rekan saya yang satunya, baru-baru ini anak perempuannya mulai ketagihan main ML. Mereka-mereka yang ketagihan ini, jadi mulai mengabaikan keharusannya mengurus diri sendiri seperti mandi dan makan atau mengerjakan pekerjaan rumah yang menjadi tugas mereka. 

Sering kali ketiga rekan saya ini harus marah-marah karena anggota keluarga mereka seakan-akan tidak mendengar teguran sama sekali dan malah terus melanjutkan permainan. Alasannya? Tidak bisa di-pause! Rupa-rupanya game ini tidak bisa di-pause karena dimainkan bersamaan dengan orang lain meski berada di tempat dan menggunakan gadget yang berbeda.

Para pemain-pemain ini tergabung dalam satu kubu yang terdiri dari beberapa orang dan akan bermain melawan kubu lain. Bahkan mereka punya jadwal tertentu untuk memulai permainan dan sebelum dimulai, mereka mengadakan semacam briefing untuk membahas strategi permainan. Dan itu semua biasanya dilakukan melalui chat online.

Jadi bisa terbayang kan? Saat semuanya itu mereka lakukan dengan gawai, dunia nyata mereka seolah-olah terlupakan. Mereka tenggelam dalam keasyikannya sendiri sehingga seringkali dibilang autis oleh orang lain yang melihat mereka.

Pada dasarnya, bermain gim bertujuan untuk me-refresh otak sejenak dari kepenatan rutinitas seperti bekerja atau belajar. Tipe-tipe game juga bermacam-macam, mulai dari yang ringan karena memang ditujukan untuk bersenang-senang, hingga gim  yang harus 'mikir' alias mengasah otak saat memainkannya. Namun tidak dapat dipungkiri, gim nyatanya juga bisa membuat seseorang menjadi kecanduan jika tidak bijak dan mengontrol diri saat memainkannya.

Apa yang terjadi saat seseorang menjadi pecandu game? Banyak dampak buruk yang mengincar mereka.

Kesehatan

Saat orang sering bermain gim berjam-jam, bagian tubuh dan organ yang paling utama terkena dampak adalah otak, mata, leher, punggung, telinga hingga paru-paru. Paparan dari radiasi gawai dan perangkat elektronik yang terlalu lama akan membahayakan otak dan mata. Fungsi kerja otak menurun sehingga mengganggu kemampuan untuk berkonsetrasi saat belajar atau bekerja. 

Selain itu, risiko kerusakan mata seperti rabun jauh atau dekat dan silinder juga sangat tinggi. Leher dan punggung juga rentan terkena dampak buruk akibat posisi duduk yang sama selama berjam-jam. Leher menjadi kaku dan punggung menjadi sakit.

Gangguan pendengaran juga menjadi risiko yang perlu diwaspadai ketika seseorang terlalu lama menggunakan headset saat main gim, apalagi dengan volume tinggi. Terakhir adalah paru-paru. Meski jarang, tapi paru-paru juga beresiko terkena dampak buruk. Misalnya terlalu lama bermain di warnet yang dipenuhi asap rokok.

Psikologis

Seseorang yang kecanduan bermain gim cenderung mengalami perubahan perilaku. Putusnya koneksi internet, kalah dalam permainan, mati lampu adalah tiga hal yang akan membuat seorang pecandu gim berteriak dengan umpatan-umpatan tak pantas disusupi sumpah serapah dan makian-makian lainnya. 

Belum lagi interupsi semacam teguran dari orang sekitar yang mengingatkan untuk mandi, makan, tidur dan lainnya yang membuat konsentrasi saat bermain gim terganggu, akan membuat gamers kesal. Hal-hal semacam itu akan membuat pecandu game menjadi mudah marah, cemas, frustasi dan sulit diatur. Bahkan beberapa ada yang menjadi agresif, insomnia, hingga pintar memanipulasi keadaan untuk memenuhi keinginannya.

Kehidupan Sosial

Ini biasanya adalah dampak jangka panjang. Dunia digital baik itu media sosial maupun gim daring atau video game biasanya akan menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Seseorang jadi malas bergaul dengan manusia sungguhan karena mereka menarik diri dan tenggelam dalam dunia maya. Akibatnya kemampuan mereka untuk bergaul dan bersosialisasi pun menurun sehingga banyak juga yang merasa kesepian karena tidak punya teman. Kesepian akan memicu seseorang menjadi mudah depresi hingga kemungkinan terburuknya adalah munculnya pemikiran bunuh diri. Ngeri banget kan?

Baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa kecanduan game (offline maupun online) akan digolongkan sebagai Mental, Behavioural or Neurodevelopmental Disorders (Penyakit Gangguan Mental). Gangguan ini disebut sebagai Gaming Disorder, yakni ditandai dengan pola perilaku berulang dalam bermain game .

Diagnosis tersebut terpenuhi ketika perilakunya tidak dapat terkontrol selama jangka waktu tertentu hingga menimbulkan gangguan signifikan dalam kehidupan pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan. Bahaya yang ditimbulkan akibat perilaku ini disebut sebagai Hazardous Gaming, sebagai bagian dari Masalah terkait Kesehatan Perilaku. Penetapan Kecanduan gim sebagai bagian dari penyakit gangguan mental menandakan bahwa kebiasaan ini benar-benar sudah menimbulkan masalah serius yang dapat mengganggu kesehatan seseorang.

Sebenarnya menjadi seseorang yang mahir bermain gim nyatanya tidak melulu negatif. Ada beberapa hal positif yang bisa kita ambil dari hobi bermain gim misal, belajar bahasa Inggris (karena umumnya bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris), pengenalan teknologi, melatih logika dan kemampuan spasial, hingga mengembangkan imajinasi dan berlatih mengambil keputusan. Bahkan bagi beberapa orang, bermain gim bisa menjadi mata pencaharian yang menghasilkan.

Oleh sebab itu, gim bukannya harus menjadi sesuatu yang dihindari. Lagi-lagi hanya kita masing-masinglah yang perlu memperlakukan gaming dengan bijak supaya aspek-aspek kehidupan kita lainnya tetap seimbang. Kesadaran diri masing-masing sangat diperlukan, misalnya disiplin dalam menetapkan durasi waktu yang akan kita gunakan untuk bermain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun