Lalu saya sendiri bagaimana? Jujur saja, saya sih 50:50. Saya menghargai Mandok Hata sebagai suatu tradisi dan saya tidak terlalu keberatan mengikutinya, apalagi kalau memang kebetulan sedang berkumpul dengan sanak saudara.
Tapi jika memungkinkan, saya akan lebih memilih berdoa sendiri atau bersama keluarga terdekat dengan khusuk saat tahun baru. Perkara saling mengucapkan terima kasih, meminta maaf dan introspeksi, saya setuju hal tersebut bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Bagaimana pun, Mandok Hata memberi manfaat positif bagi kita yakni melatih kita untuk berani berbicara dengan baik dan terstruktur di hadapan umum. Mirip public speaking gitu deh.
Selain itu membiasakan kita untuk sabar mendengarkan dan menyimak orang lain yang sedang berbicara kepada kita. Karena pada kenyataannya mendengarkan itu lebih sulit daripada berbicara.
Sekali lagi, Mandok Hata saat tahun baru dalam budaya orang Batak adalah suatu tradisi. Kalau pun kita sebagai orang Batak tidak bisa atau tidak memungkinkan untuk melaksanakannya, setidaknya ingatlah selalu dan jangan lupa bahwa kita memiliki sebuah tradisi unik yang berbeda dari lainnya untuk menyambut tahun baru.
Dan dengan berakhirnya artikel terakhir saya di tahun 2017 ini, saya ingin mengucapkan Selamat Tahun Baru 2018 kepada seluruh teman-teman Kompasianer. Semoga tahun yang baru nanti senantiasa membawa banyak berkat, kebahagiaan dan kesempatan bagi kita untuk terus berkarya dalam tulisan.
- Artikel ini diperbaharui tanggal 30 Desember 2021 -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H