Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Mudah Percaya Klaim Obat Herbal sebagai Anti-Kanker

24 November 2017   15:26 Diperbarui: 24 November 2017   15:45 1981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika hari ini saya sedang mencari bahan bacaan untuk seminar besok, tiba-tiba saja saya teringat saat beberapa pekan lalu, saya sedang bersih-bersih ruang tamu di rumah sambil menyalakan televisi. Kebetulan acara yang sedang tayang adalah promosi properti dari salah satu grup pengembang  yang terkenal dengan slogan spektakulernya "Hari Senin Harga Naik!". Dan karena saya sedang tidak ada rencana untuk membeli properti apapun, akhirnya saya ganti-ganti channel TV. Lalu tiba-tiba ada sebuah acara talkshow yang membahas tentang Obat Tradisonal/Herbal. Sepuluh detik pertama menonton, saya langsung merasa terpesona sampai sapu yang tadinya mau saya pakai untuk menyapu kolong meja, saya letakkan begitu saja di dekat tangga. Wew!

Coba tebak mengapa saya terpesona? Apalagi kalau bukan pembicaranya yang membahas tentang obat herbal yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Yap, BERBAGAI MACAM penyakit hanya dengan satu obat! Mulai dari hipertensi, jantung, diabetes, gagal ginjal, hiperkolesterol, stroke sampai kanker. Luar biasa kan? Jadi teringat iklan testimoni  Klinik T*** F*** yang dulu sempat trending, kemudian di-banned oleh BPOM. Saat itu juga saya langsung merasa terheran-heran, ternyata tayangan semacam ini masih ada di televisi. Tidak perlu saya sebutkan nama acaranya lah ya?

Satu hal yang muncul di benak saya waktu itu adalah, betapa beraninya bapak ini berbicara dengan sebegitu meyakinkan, mengklaim bahwa obat herbal yang dia sebutkan mampu menyembuhkan segala macam penyakit termasuk kanker. Dan betapa prihatinnya saya, bila ada pemirsa yang mempercayainya.

Bukannya apa-apa, tapi saya rasa tidak ada satu obat di dunia ini yang dapat menyembuhkan lebih dari tiga penyakit sekaligus, apalagi segala macam penyakit. Berdasarkan apa yang telah saya pelajari, setiap obat memiliki mekanisme kerja yang berbeda dalam tubuh. Oleh sebab itu, target penyakitnya juga berbeda-beda.

Kalau Anda sedang tidak ada kerjaan, coba Googling tentang obat herbal untuk kanker. Ada begitu banyak websiteyang mengiklankan berbagai macam Obat Herbal yang diklaim dapat menyembuhkan kanker. Luar biasa kan..

Tidak dapat dipungkiri bahwa nyatanya saat ini, masih banyak orang yang berpendapat bahwa Obat Herbal dapat menyembuhkan kanker. Apalagi ditambah iming-iming bahwa Obat Herbal lebih aman dari pada obat kimia. Belum lagi, para penjual abal-abal itu kini sudah lebih pintar dengan menambahkan informasi bahwa salah satu ciri khas Obat Herbal adalah memiliki efek/reaksi yang tidak secepat obat kimia (memang betul sih), sehingga makin banyak masyarakat awam yang percaya.

Obat Herbal sekelas jamu seharusnya hanya boleh diklaim untuk membantu memelihara kesehatan, meningkatkan stamina penderita kanker dan bukannya untuk menyembuhkan. Lalu apa dasarnya Obat Herbal tersebut diklaim dapat menyembuhkan kanker?

Seperti yang disebutkan dalam Klarifikasi Badan POM tentang "Obat Tradisional yang Dapat Menyembuhkan Kanker", klaim antikanker termasuk dalam golongan klaim tinggi. Oleh sebab itu sama seperti obat kimia lainnya, suatu obat antikanker (sitostatik) harus lebih dulu melalui Uji Pre-klinik (diuji ke hewan percobaan) dan Uji Klinik (diuji ke relawan manusia) sebelum dapat diedarkan ke masyarakat.

Dan  seperti yang sudah pernah saya paparkan sedikit tentang Obat Tradisional dalam artikel saya sebelumnya, Obat Tradisional atau Obat Herbal dapat disetarakan dengan obat sintetis (kimia) lainnya jika sudah melalui dan lolos kedua tahap uji tersebut. Ini berarti, hanya obat-obat Fitofarmaka yang seharusnya boleh menggunakan klaim antikanker tersebut. Tapi pada kenyataannya, belum ada Fitofarmaka di Indonesia yang berkhasiat untuk menyembuhkan kanker. Hingga saat ini, baru sekitar 10 macam Fitofarmaka yang terdaftar di Badan POM dimana khasiatnya baru seputar antihipertensi, antidiare dan immunomodulator (peningkatan daya tahan tubuh).

Pada pasien kanker, yang terjadi dalam tubuhnya adalah pertumbuhan sel yang tidak normal. Kanker tidak bisa ditangani hanya dengan mengkonsumsi Obat Herbal sebagai pilihan utama, melainkan harus dengan tindakan medis, tergantung stadiumnya. Misalnya dengan operasi yang disertai dengan kemoterapi atau radioterapi.

Penggunaan obat sitostatik (kemoterapi) juga tentu harus dilakukan dengan cermat. Penggunaan bersama dengan Obat Herbal yang belum bisa dipastikan jaminan keamanannya, justru malah dapat meningkatkan resiko interaksi obat yang dapat membahayakan pasien. Oleh sebab itu, pasien yang sedang menjalani kemoterapi, apabila ingin mengkonsumsi jamu dan sejenisnya, perlu dikonsultasikan lebih lanjut kepada dokter.

Klaim antikanker pada Obat Tradisional/Jamu seperti yang telah diiklankan di media elektronik maupun media cetak, sungguh berlebihan (overclaimed). Dan hal ini jelas melanggar regulasi seperti yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, dimana Obat Tradisional untuk kanker TIDAK BOLEH diiklankan.

Oleh sebab itu, Pembaca yang budiman, lagi-lagi saya mengajak Anda untuk menjadi konsumen/pasien yang cerdas. Jangan mudah termakan iklan-iklan yang tidak masuk akal, terutama jika berkaitan dengan kesehatan Anda. Tanya Obat, Tanya Apoteker.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun