Jadi komentar "Membaca seperti berkumur-kumur" pun tidak akan terucap dari para pendengar. Bila sampai terjadi salah baca, mengulang kata pun tidak masalah. Bagaimanapun, salah baca adalah suatu hal yang lumrah. Tapi jangan sampai terlalu sering juga.
Maksudnya memang bukan membaca dalam hati sih. Tapi membaca dengan sungguh-sungguh. Tidak begitu berbeda dengan poin pertama tadi. Namun ketika kita membacakan suatu dialog, kita perlu memposisikan diri pada karakter-karakter dalam dialog tersebut. Mirip mendongeng gitu deh. Bagi yang orangtuanya sering membacakan cerita sebelum tidur, pasti tahu seperti apa.
4. Kontak Mata
Nah, ini dia yang biasanya paling susah. Kontak mata! Gak mungkin dong saat kita membacakan sesuatu, kepala kita menunduk terus. Berdiri dan berbicara di hadapan umum bukan sesuatu hal yang mudah kita lakukan begitu saja. Rasa gugup bisa menerjang tiba-tiba dan membuat kita tiba-tiba merasa mulas, berkeringat dingin hingga gemetar sampai kita tidak sanggup berkata apa-apa. Serem gak tuh.Â
Sama seperti halnya public speaking, kita membutuhkan mental yang kuat ketika ada puluhan bahkan hingga ratusan pasang mata menatap kita dan menunggu kita berbicara. Dan hal ini bisa kita kuasai bila terus berlatih. Kontak mata dengan audiens perlu kita lakukan untuk menarik fokus mereka kepada kita. Kontak mata juga merupakan suatu cara supaya audiens bisa yakin dengan apa yang akan mereka dengarkan. Mungkin Anda sering mendengar tips ini, bagi para pemula bisa dimulai dengan menatap 5 cm di atas kepala audiens.
Jadilah orang yang berlapang dada dengan setiap kritik dan saran dari orang lain. Dengan begitu, kita tahu kekurangan kita sehingga bisa memperbaiki kesalahan kita. Terbuka terhadap kritik dan saran adalah suatu bentuk belajar. Memang tidak semua kritik bertujuan memotivasi, oleh sebab itu kita berhak untuk hanya mendengarkan kritik yang sifatnya membangun. Dan bila ada yang memuji, tetaplah rendah hati dan jangan lupa ucapkan terima kasih.
Bagaimana dengan kamu, punya pengalaman membaca untuk orang lain? Share di komentar yah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H