Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Perubahan Letak Gelar Bentuk Keputusasaan Apoteker akan Pengakuan Eksistensi?

9 Agustus 2017   16:32 Diperbarui: 3 September 2017   18:10 12426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para Apoteker yang bekerja di unit pelayanan seperti Apotek, Puskesmas, Klinik dan Rumah Sakit perlu 'tampil' lebih sering. Mengenakan jas dengan nametag Apoteker dan memberikan layanan informasi obat pada pasien sesering mungkin, sudah menjadi satu usaha yang tepat untuk 'memperkenalkan diri' pada masyarakat.

Selain itu, bukankah sekarang Swamedikasi juga sudah mulai dikenal di kalangan masyarakat? Justru tren ini harus dimanfaatkan Apoteker sebaik-baiknya supaya bisa bertemu langsung pasien dan memberikan edukasi tentang obat-obatan (meskipun hanya untuk penyakit-penyakit ringan).

Eksistensi Apoteker tidak bergantung pada regulasi-regulasi Kementerian Kesehatan, BPOM maupun Organisasi Profesi, melainkan bergantung pada diri Apoteker itu sendiri. Apakah ia mau dan mampu meningkatkan kualitas dan kompetensi dirinya, lalu menerapkannya untuk berkontribusi dan melayani masyarakat.

Saya sebagai Apoteker bukannya merasa pesimis. Tapi jika kualitas ini tidak diutamakan, maka perubahan letak gelar tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap pengakuan eksistensi Apoteker. Jika tidak ada perubahan pada kualitas dan kompetensi diri, yang ada perubahan penulisan gelar ini hanya memperburuk citra Apoteker dan membuat kita semakin tampak haus akan pengakuan. 

Mungkin beberapa pembaca ada yang memiliki profesi yang sama dengan saya. Jadi rekan sejawat, marilah kita berkaca masing-masing apakah kita sendiri sebagai apoteker, sungguh-sungguh sudah memberikan kontribusi maksimal sesuai kompetensi kita?

"Every improvement matters, whether it's small or big, slow progress is better than no progress".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun