Saya menonton film ini setelah direkomendasikan oleh rekan kerja saya yang bekerja sebagai ekspatriat jauh di Benua Hitam sana. Dan karena cerita film ini berasal dari Afrika, saya kira film ini berkisah tentang seputar kekerasan atau perang saudara. Nyatanya perkiraan saya meleset.
Queen of Katwe diangkat dari kisah nyata yang juga telah diadaptasi dari buku dengan judul sama, karya Tim Crothers. Film ini mengisahkan Phiona Mutesi yang berasal dari daerah Katwe, sebuah perkampungan kumuh di Kampala (ibukota Uganda), yang berusaha menjadi seorang juara dunia di bidang catur.
Ia pertama kali tertarik dengan catur ketika membuntuti adiknya yang suka menghilang saat bekerja menjual jagung. Rupanya adiknya pergi ke sebuah pondok tempat ia bergabung bersama teman-temannya untuk belajar catur. Phiona kemudian ikut belajar bermain catur di bawah bimbingan Robert Katende, seorang sukarelawan yang juga mengajar olahraga sepak bola di wilayah Katwe.
Dengan segera, Phiona menunjukkan bakat luar biasanya dalam bermain catur dan membuat Robert Katende terpesona hingga mendorongnya untuk mengikuti berbagai macam kejuaraan catur. Perjalananan Phiona dalam menekuni bidang catur tidak selalu lurus. Awalnya ia sering merasa tidak percaya diri karena ia berasal dari lingkungan kumuh dan sangat miskin, sementara para pecatur yang menjadi lawannya berada dari keluarga berada dan telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan khusus. Selain itu ibu Phiona, Harriet Mutesi (diperankan oleh Lupita Nyong'O) juga agak pesimis dan sempat melarang anak-anaknya berlatih catur. Ia tidak ingin anaknya diberikan harapan palsu dengan bermain catur dan melupakan kewajibannya untuk membantunya berjualan dan menghidupi keluarga. Namun setelah diberikan pengertian oleh Katende, Harriet akhirnya mengizinkan Phiona dan adiknya untuk mengikuti perlombaan catur hingga ke Rusia.
![Sumber: variety.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/06/queen-of-katwe-58e5c7fbfe22bd06286df3fa.jpg?t=o&v=770)
![Sumber: entertainment.ie](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/06/the-queen-of-katwe-film-trailer-still-58e5c81a7593730426cab6fb.jpg?t=o&v=770)
Queen of Katwe mengilhami kita untuk pantang menyerah terhadap sesuatu yang kita cintai meski ada banyak hambatan yang menghalangi. Meski berasal dari kalangan tidak mampu, kita tetap harus percaya diri dengan bakat yang kita miliki. Karena dengan begitu, meski lambat, kelak orang lain akan menghargai kita.
Selain itu, sebagai orangtua, Katende dan Harriet telah memberikan contoh untuk selalu mendukung anaknya jika memiliki bakat tertentu dan sadar bahwa pendidikan adalah bekal penting bagi seorang anak untuk mengubah hidupnya. Meski serba kekurangan, jika kita memiliki niat tulus dan percaya pada Tuhan, maka jalan akan selalu terbuka. Hal ini terbukti ketika akhirnya Phiona membalas kebaikan dan kegigihan ibunya dengan membelikannya sebuah rumah. Hal ini membuat Harriet begitu terharu karena selama ini, Harriet adalah seorang janda yang berjuang keras menghidupi keempat anaknya, meski selalu berpindah-pindah tempat tinggal.
Sayang sekali belum ada tanda-tanda film ini akan tayang di Indonesia. Padahal dengan begitu banyaknya pesan-pesan bernilai yang bisa diambil, Â film produksi ESPN dan Disney Pictures ini sangat bagus untuk ditonton anak-anak bersama keluarga.
Chess is not always about winning. Sometimes it's simply about learning, and so is life.