Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Tragis di Balik Peringatan Hari Kasih Sayang

12 Februari 2017   15:16 Diperbarui: 12 Februari 2017   15:25 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Valentine's Day atau Hari Kasih Sayang. Apa yang pertama kali terlintas di benak Anda ketika mendengarnya? Cokelat, bunga, makan malam romantis dengan pacar tentunya. Yap, Valentine's Day yang diperingati setiap tanggal 14 Februari setiap tahunnya, memang kerap ditunggu-tunggu oleh para pasangan, terutama bagi mereka yang baru saja jadian atau newlyweds (pengantin baru). Pada hari itu, semua pria dan wanita berlomba-lomba menunjukkan kasih sayang mereka dengan saling memberikan cokelat, bunga atau mungkin menyusun kencan romantis bagi pasangannya. Uhuuuyyy!

Namun terlepas dari macam-macam bentuk dan cara untuk merayakannya, ternyata ada kisah tragis dibalik asal-usul Valentine's Day.

Sesuai dengan namanya, Valentine's Day memang diperingati untuk mengenang seseorang bernama Valentine / Valentinus. Dan berdasarkan beberapa sumber yang saya baca, sebenarnya ada tiga orang bernama Valentinus yang mendasari ditetapkannya hari kasih sayang ini. Yang pertama adalah seorang pastor dari Roma, yang kedua seorang uskup dari Terni, Italia dan yang ketiga adalah seorang martir (orang yang meninggal karena mempertahankan keyakinannya). Namun kisah yang paling populer adalah cerita dari seorang pastor di Roma yang bernama Valentinus pada tahun 278 masehi.

Pada masa itu, Roma terlibat banyak perang yang memakan banyak korban. Kaisar Claudius II menginginkan kaum pria bergabung dalam tim angkatan bersenjatanya dan mengabdi sebagai prajurit. Namun rupanya keinginannya cukup sulit dipenuhi karena banyak kaum pria yang sudah menikah dan berkeluarga, sehingga ia beranggapan bahwa pernikahanlah yang menghambat tujuannya. Dia kemudian mengeluarkan dekrit yang melarang segala bentuk pernikahan maupun pertunangan.

Santo Valentinus (Sumber: history.com)
Santo Valentinus (Sumber: history.com)
Pastor Valentinus menganggap kebijakan itu sebagai suatu ketidakadilan, sehingga dia dengan diam-diam tetap memberikan pemberkatan pernikahan pada pasangan-pasangan muda dengan sembunyi-sembunyi.

Ketika aksinya itu diketahui pihak istana, Kaisar Claudius II memerintahkan penangkapannya. Pastor Valentinus akhirnya diseret ke penjara dan dipukuli di hadapan Prefek Roma. Ia pun akhirnya dieksekusi dengan cara dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari. Kabarnya, dari dalam penjara Pastor Valentinus sempat menulis surat untuk putri sipir penjara yang telah menjadi temannya dan memberikan tanda tangan "Dari Valentine-mu". Dan setelah kematiannya, Pastor Valentinus dianugerahi gelar Santo (Orang Kudus) karena jasanya.

Pada kenyataannya tidak banyak catatan sejarah tentang ketiga Valentinus ini. Namun ketiga Valentinus ini meninggal sebagai martir di sekitar tanggal 14 Februari dan cukup banyak dihubungkan dengan kisah asmara. Selain itu tanggal kematian mereka juga bertepatan dengan festival Lupercalia, sebuah festival cinta dan kesuburan /fertilitas yang diperingati oleh kaum Pagan. Tahun 496 masehi, Paus Gelasius memutuskan untuk mengakhiri Lupercalia dan menetapkan tanggal 14 Februari untuk memperingati Hari Santo Valentinus (Valentine's Day). Dan seiring perkembangan zaman, Valentine's Day diperingati dengan saling bertukar puisi / pesan cinta, bunga dan kado lainnya.

Happy Valentine's Day semuanya!

"The best and most beautiful things in the world cannot be seen or even touched. They must be felt with the heart" - Helen Keller

Reference: www.history.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun