Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dik, Ini Lho yang Perlu Kamu Tahu Kalau Mau Jadi Apoteker

2 Februari 2017   10:31 Diperbarui: 2 Februari 2017   11:50 65647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: eduadvisor.my/pharmacy/

Sedangkan perukuliahan profesi Apoteker, biasanya terdiri dari enam bulan teori, tiga bulan kerja lapangan dan laporan akhir. Program profesi ini mungkin tidak 'seberat' perkuliahan S1 karena mahasiswa lebih diperkenalkan kepada situasi dan kondisi dunia kerja. Sehingga disinilah kesempatan mahasiswa menerapkan ilmu yang sudah didapat selama kuliah S1.

Mungkin ada yang berpendapat sekolah farmasi itu sangat sulit, tapi memang itulah gemblengan yang harus diterima karena nantinya farmasis akan berurusan dengan kesehatan dan nyawa orang lain.

Ilustrasi: eduadvisor.my/pharmacy/
Ilustrasi: eduadvisor.my/pharmacy/
Setelah lulus, kerja Apoteker ngapain aja?

Ini dia yang penting. Awal-awal kuliah profesi, yang ada di pikiran saya, pekerjaan Apoteker ya di apotek, sesuai namanya. Ternyata nggak dong. Pekerjaan Apoteker dibagi dalam dua area, yaitu pelayanan dan industri. Area pelayanan biasanya meliputi apotek, rumah sakit dan instansi pemerintahan. Sedangkan area industri biasanya meliputi Marketing, Quality Control / Quality Assurance, Produksi, Research and Development, Regulatory, Distributor dan sebagainya. Dan industri ini tidak terbatas pada industri obat, melainkan juga kosmetik, alat kesehatan, retail pangan dan perbekalan rumah tangga. Jadi jangan khawatir, sebenarnya lapangan kerja untuk farmasis cukup luas. Selain itu universitas yang memiliki program studi farmasi juga terbatas. Jadi para lulusan pasti akan selalu mendapat peluang yang besar. Ditambah lagi, dunia kesehatan akan terus mengalami perkembangan. Penyakit jenis baru pasti lambat laun akan muncul. Disitulah peran farmasis yang berkolaborasi dengan dokter dan ilmuwan lainnya dibutuhkan untuk meneliti dan menemukan obat baru.

Ilustrasi: eduadvisor.my/pharmacy/
Ilustrasi: eduadvisor.my/pharmacy/
Yah, semoga penjelasan saya ini cukup memberikan sedikit gambaran dan bukannya malah menakuti adik-adik yang ingin kuliah farmasi. Percayalah, menurut saya menjadi farmasis itu keren karena:

1. Hanya dengan mengetahui nama generik obat, kamu langsung tahu fungsinya untuk apa. Dan kamu bisa mengobati diri sendiri kalau sakit (swamedikasi). Tentunya kalau hanya sakit ringan ya..

2. Kamu menguasai nama-nama latin tanaman obat, organ tubuh manusia, penyakit dan obat-obat kimia. Selain itu kamu juga bisa baca resep dokter. Dan kemampuan ini tidak mungkin dikuasai oleh orang awam.

3. Banyak yang beranggapan dokter itu profesi paling pintar di antara tenaga kesehatan lainnya. Tapi pada dasarnya apoteker itu setara dengan dokter. Hanya beda ranahnya saja.

4. Dan yang terakhir, seperti yang sudah saya sebutkan tadi, lapangan kerja untuk farmasis itu luas dan kesempatannya juga besar.

Jadi, apakah kamu berminat menjadi Apoteker?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun