Mohon tunggu...
Irma zalfana
Irma zalfana Mohon Tunggu... Lainnya - hanya perlu menjadi diri sendiri

Seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hartono Ketekunan Membawa Kemuliaan

12 Juli 2022   09:15 Diperbarui: 12 Juli 2022   09:20 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hartono seorang pria yang memiliki nama baik di desa Wedelan. dianggap salah satu tokoh didesa karena ia memiliki ilmu agama dan ilmu lain yang lebih. Pria yang memiliki prinsip hidup " man Jadda wa Jadda" yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh dia yang mendapatkan. Begitu ia sangat yakin dengan kalimat tersebut yang membuat ia selalu berusaha yang terbaik untuk dirinya maupun untuk orang lain disekitarnya.

H. Soerhatono M.Pd.I begitu nama lahir sebagai anak kedua pada tanggal 3 Mei 1960 di desa Keling Jepara. Ia mengawali pendidikan dari bangku dasar di SD Keling kemudian melanjutkan di MI Keling, Mts salafiyah Kajen, MA salafiyah Kajen, ia pun melanjutkan ke jenjang S1 program studi pendidikan agama islam di Universitas Islam Nahdlatul ulama Jepara dan setelah itu ia pun melanjutkan s2 nya magister pendidikan agama islam di Universitas wahid hasyim Semarang.

Lalu ia memutuskan untuk menikah dengan seorang wanita didesa Wedelan bernama maslahah dan sampe sekarang ia memiliki 2 anak 1 menantu dan 2 cucu. Anak pertama seorang perempuan bernama Aliyatunnaim yang sudah selesai menempuh S1 nya dan bergelar S.PI juga telah menikah dan memiliki 2 anak. Anak keduanya bernama lukluatulfuad yang juga telah selesai menyelesaikan pendidikan S1 nya dan bergelar SH. Dan sekarang ia bersama keluarga nya tinggal di desa Wedelan Bangsri Jepara.

Ia yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah MI Hasyim Asy'ari Bangsri selama beberapa periode sekaligus menjadi guru dan berhasil membuat sekolah tersebut maju dari awal yang tidak banyak orang mengetahui sampai sekarang menjadi lebih baik.  Sebelum ia menjabat sebagai kepala sekolah karena kepandaian nya ia juga pernah menjadi asisten dosen di salah satu universitas. 

Ia disebut tokoh desa dikarena setiap ada kegiatan masyarakat seperti keagamaan maupun umum ia selalu menjadi tamu undangan yang selalu memberikan saran maupun wejangan supaya acara tersebut bisa berjalan dengan lancar. Tak hanya itu ia juga sering menjadi imam dan muadzin di mushola dekat rumahnya. Ia juga menjadi salah satu pengurus besar di masjid At-Taqwa Wedelan. Karena sering nya ia  berbaur dengan masyarakat sehingga tidak sedikit yang mengenal ia sebagai sosok yang ramah.

Namun dibalik kesuksesan yang telah ia capai ternyata ia pernah mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya yaitu ia pernah hampir memutuskan pendidikannya diusia 12 tahun karena perekonomian keluarga yang membuatnya bergembala hewan ternak milik tetangganya untuk bisa melanjutkan pendidikannya. 

Ia yang selalu meilihat teman sebayanya asik dengan bermain berbeda dengan dia yang harus membantu meringankan beban kedua orangtuanya tapi itu tidak membuat ia merasa sedih justru ia sangat bangga dan bahagia bisa ini semua diusianya yang masih bisa dibilang anak-anak. Ia yakin bahwa disetiap kesulitan pasti ada kemudahan, dan setiap kesedihan pasti ada kebahagiaan begitu kalimat yang membuatnya semangat dan tidak putus asa dalam menjalani hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun