Mohon tunggu...
Irmayani syahputri
Irmayani syahputri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

No Challange No Change

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Punggahan Masyarakat Suku Jawa Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun

26 Mei 2020   21:18 Diperbarui: 26 Mei 2020   21:18 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Punggahan berasal dari bahasa jawa yaitu Munggah atau naik. dilaksanakannya tradisi ini agar tradisi ini tetap terjaga eksistensinya sehingga tidak memudar pada generasi selanjutnya. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki jumlah Suku Bangsa terbanyak di dunia yaitu Suku Batak, Suku Melayu, Suku Jawa, Suku Sunda, dan masih banyak suku lainnya. dan setiap suku memiliki keberagaman khas nya masing-masing. 

Terdapat adanya lebih dari 300 suku bangsa di Indonesia, dimana masing-masing suku bangsa tersebut mempunyai bahasa dan identitas cultural yang berbeda-beda (Hildred Geertz dalam Nasikun:1987). 

Salah satu Provinsi yang ada di Indonesia yaitu , Sumatera Utara. Sumatera Utara terbagi atas beberapa Kota, dan Kabupaten. Kabupaten yang ada di Sumatera Utara salah satunya yaitu Kabupaten Simalungun, yang terbagi atas beberapa Kecamatan. Salah satunya yaitu Kecamatan Ujung Padang. di Kecamatan Ujung Padang ini sendiri terdapat berbagai suku salah satunya Suku Jawa.

Suku Jawa merupakan suku yang banyak menganut agama Islam. setiap suku memiliki keberagaman tradisinya masing-masing. setiap tradisi diciptakan oleh masyarakat itu sendiri dan sudah dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat itu sendiri pula sehingga menghasilkan suatu kebudayaan. Menurut (Soemarjan dan Soemardi dalam Soerjono Soekanto :2000).

Kebudayaan sebagai sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan Kebendaan yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat tersebut. Suku Jawa memiliki Tradisi salah satunya Tradisi Punggahan. 

Tradisi Punggahan merupakan tradisi yang dilakukan umat islam dalam menyambut datangnya bulan suci ramadhan yang dilaksanakan pada akhir bulan sya'ban( satu hari atau dua hari menjelang bulan ramadhan). 

Tradisi Punggahan dalam menyambut bulan suci ramadhan ini telah dilaksanakan oleh masyarakat suku jawa sejak dahulu hingga saat ini. dan tradisi ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam masyarakat jawa karena tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya. Tradisi punggahan juga dilaksanakan oleh suku sunda dan mereka menyebutnya dengan munggahan

Adapun makna dari tradisi ini ialah Masyarakat suku Jawa di Desa Cinta Jadi Kecamatan Ujung Padang memiliki rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di Mesjid, dihadiri oleh perempuan dan laki-laki mulai dari anak-anak orang dewasa hingga orangtua,acara dilaksanakan pada malam hari setelah selesai shalat isya. mereka datang berbondong-bondong lalu duduk secara berderet dengan saling berhadap-hadapan dengan meletakkan makanan yang dibawa masing-masing ditengah-tengah hadapan orang banyak untuk didoakan. 

Makna dari tradisi punggahan ini adalah sebagai ungkapan syukur atas penyambutan bulan suci yang penuh rahmat ini yaitu bulan suci ramadhan dimana ada beberapa sanak keluarga sudah tidak bisa lagi merasakan kehadiran bulan puasa ini serta mendoakan para keluarga yang telah meninggal jadi, para masyarakat menyambut bulan suci ini dengan rasa gembira. 

banyak ungkapan rasa gembira masyarakat dalam menyambut bulan suci ramadhan yaitu; mulai dari berziarah kubur ke makam sanak keluarga atau lelulur serta berberes rumah dan menganggap bahwa pada saat bulan puasa para roh keluarga yang telah meninggal akan datang kerumah selama bulan puasa berlangsung.

Setiap tradisi atau kegiatan tentu saja memiliki rangkaian  yang sudah disepakati dan sudah biasa dijalani. Termasuk di dalam tradisi punggahan, tradisi ini tentu saja memiliki rangkaian. Adapun rangkaian tradisi punggahan di desa Cinta Jadi yaitu :

 Pembukaan Oleh Bilal selanjutnya kata sambutan serta arahan oleh BKM, selanjutnya acara doa bersama lalu makan bersama.

  • Pembukaan Sekaligus Protokol oleh Bilal
  • Biasanya berisi tentang ucapan syukur kepada Allah SWT karena masih diberi kesehatan dan kelesamatan hingga masih dapat berkumpul pada saat ini dan bertemu dengan Bulan Suci Ramadhan. serta menyampaiakan serangkaian acara yang akan dilakukan selanjutnya.
  • Kata Sambutan oleh BKM
  • Biasanya berisi tentang pelaksanaan shalat berjamaah tarawih, pelaksanaan tadarus baik untuk remaja maupun orangtua(biasanya orangtua tadarus di pagi hari sedangkan remaja tadarus di malam hari setelah selesai shalat tarawih), pembagian tugas oleh bilal selama bulan puasa serta mendiskusikan buka bersama yang akan dilaksankan di penghujung puasa.
  • Doa
  • Biasanya doa berisi permohonan kepada Allah SWT agar selalu dilimpahkan kesehatan, rahmat serta karunia selama bulan puasa berlangsung. dan juga doa tersebut dihadiahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dan kepada sanak saudara yang telah meninggal.
  • Makan Bersama
  • Jadi disini setiap masyarakat yang datang membawa makanan masing-masing jadi pada saat akan makan bersama para masyarakat saling bertukar makanan secara acak dan makan dengan keadaan bahagia serta tidak milih-milih.
  • Rangkaian acara dimulai ketika seluruh masyarakat telah berkumpul di Mesjid dan duduk secara berhadap-hadapan dan makanan yang telah dibawa oleh tiap-tiap orang diletakkan ditengah-tengah supaya didoakan agar mkanan tersebut menjadi berkah. setelah itu bilal memulai acara dengan membacakan pembukaan serta serangkaian acara setelah bilal selesai maka dilanjutkan oleh sambutan serta arahan dari BKM yang berisi serangkaian acara yang akan dilaksanakan selama puasa setelah selesai maka selanjutnya adalah doa bersama yang dipanjatkan kepada tuhan yang maha esa serta menghadiakannya kepada orang yang telah berpulang kerahmatullah dan acara terakhir yang ditunggu-tunggu adalah acara makan bersama. dimana makanan yang tadi dibawa masing-masing dari rumah ditukar-tukar secara acak setelah semua mendapatkan bagiannya maka seluruh masyarakat membaca doa makan lalu makan beramai-ramai dan tidak boleh mengeluh jika ia kebagian makanan yang tidak sesuai dengan yang ia bawa tadi, ia harus menhabiskan makanan tersebut itu memiliki makna bahwasannya kita harus menghargai apapun yang kita dapatkan walau sekecil apapun kita harus tetap bersyukur. setelah selesai makan semua saling bersalam-salaman dan dilanjutkan dengan membersihkan mesjid lalu pulang kerumah masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun