Mohon tunggu...
Irma Susilawati Dana
Irma Susilawati Dana Mohon Tunggu... -

suka menulis, travelling, photography dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berlibur dan Kerja di Prana Dewi, Tabanan

30 Juni 2011   10:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:03 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prana Dewi, di Desa Wongaya Gede, Tabanan sangat menyejukan jiwa. Begitu memasuki Desa Wongaya Gede, sepi, tatanan rumah yang teratur, jalanan aspal mulus. Tak jauh dari Desa Wongaya Gede, tepatnya menuju Pura Luhur Batukaru, sebelah kiri, itulah Prana Dewi, cocok untuk beristirahat, atau berkontemplasi, kata temanku. Rumah-rumah di Prana Dewi demikain artistik arsitekturnya. Mulai dari tiang-taiang penyangga rumah hingga lantai, jendela, pintu juga atap kamar mandi yang dibiarkan terbuka. Tak heran, jika terang bulan, bisa dinikmati di dalam kamar mandi. Setiap kamar berbeda susunan tempat tidurnya. Ada yang paling besar, tepat di sebelah restauran. Terdir dari dua lantai. Ada juga yang berisi dua tempat tidur dan kamar mandi. Semua dari kayu baik tempat tidur dan kursinya. Selama di Prana Dewi, kita jauh dari dunia hiburan. Tidak ada radio dan televisi. Sinyal hanphone pun kadang terputus, dan internet lama sekali. Hiburan yang bisa dinikmati selama menginap di Prana Dewi yang suara jangkrik dan tonggeret yang akan bernyanyi begitu menjelang sore. Tak berhenti sampai malam. Apalagi saat padi di sawah menguning, sempurna sudah pemandangan di Prana Dewi. Begitu matahari pagi bersinar, padi di depan cottage berkilau kena siraman matahari. Makanan di Prana Dewi, sehat. Sayurannya organik, dan ditanam di sekitar cottage. Bumbunya juga tidak mengandung MSG. Menunya bervariasi, mau makan sereal dan salad saat sarapan, tersedia. Mau sarapan nasi goreng, mie goreng plus telor mata sapi tersedia juga. Tak kan pernah lupa, sambal irisan honjenya… enak! Udara di Prana Dewi dingin, karena dekat dengan Gunung Batu Karu. Setelah tiga kali ke Prana Dewi selalu turun hujan, jadi harus menyiapkan jaket. Tak usah takut, kalau mandi, ada air panas. Bosen di kamar saja, bisa turun ke sungai di dekat cottage. Airnya jernih! Bisa mandi dan bermain bersama anak-anak. Tapi kalau airnya deras, tidak diijinkan untuk turun. Selama di Prana Dewi, kami juga yoga bersama dengan Fransisca, istri dari Pak Dehan, pemilik Prana Dewi. Gerakan yoganya betul-betul menghilangkan penat di badan. Bagi yang suka berenang, selepas yoga, dilanjutkan berenang di dekat wantilan. Tempat yang bisa dikunjungi di dekat Prana Dewi, dan bisa dilakukan sambil jalan kaki, kurang dari 30 menit, bisa ke Pura Luhur Batukaru. Dan seringkali Pura ini jadi tempat upacara besar, sehingga terlihat banyak mobil berseliweran ke sana. Ada juga Taman Kupu-Kupu Tabanan. Harus keluar dari Desa Wongaya Gede, ada di jalan utama menuju Wongaya Gede. Koleksinya lumayan banyak. Ada kupu-kupu kecil, sebesar anggrek berwarna pink. Selain mengunjungi Pura Luhur Batu Karu, juga bisa naik sepeda ke arah Jati Luwih, melihat tera sering sawah. Apalagi kalau padinya sedang menguning, bagus! Nah! Liburan ini, jika main ke Bali, jangan lupa mampir ke daerah Wongaya Gede, bisa mampir ke Pura Luhur Baturkaru, Taman Kupu-Kupu Tabanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun