Mohon tunggu...
Irma Susilawati Dana
Irma Susilawati Dana Mohon Tunggu... -

suka menulis, travelling, photography dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menginap di Baliwoso Camp, Menyatu dengan Alam dan Budaya

1 Juli 2011   05:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:01 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_117411" align="alignleft" width="270" caption="tenda menginap di Baliwoso"][/caption] Penulis buku Island of Bali, Miguel Covarrubias percaya mitos, Bali adalah surga terakhir di dunia. Miguel pun berkunjung ke Bali bersama istrinya, Rosa, di awal 1930-an. Nah! Salah satu surga di Bali ada di Dusun Delod Umah, Desa Pengotan, Bangli, Bali. Desa Pengotan ini ada Baliwoso Campa Agro & Culture. Baliwoso camp menyediakan penginapan berupa tenda doom. Ada 10 tenda berukuran 4 m x 7 m, 1 tenda komunal, 1 bale-bale pertemuan. Memasuki kawasan Baliwoso camp, tercium bau kompos alami dari kotoran sapi. Udara dingin menelisik ke dalam jaket. Di bali rimbunnya pohon bambu, kami diajak ke tanah lapang, ada sebuah tenda putih, sudah ters

130949869398687532
130949869398687532
edia makanan dan minuman. Selesai mencicipi makanan, kami pun diajak menyaksikan tarian selamat datang, juga tari topeng Bali. Mata sudah 5 watt, ingin segera merebahkan badan. Selesai menonton tarian, masing-masing masuk tenda. Ada 5 kasur di setiap tenda. Selesai memberisihkan badan, kami pun terlelap tidur, udara dingin malam pertama menginap. Kaos kaki dan jaket, serta selimut membungkus badan. Pagi-pagi, sekitar jam 5.30, terdengar bunyi “ceeeeng… ceeeng… ceeeeng” terus dipukul, mengilingi tenda-tenda. Sontak semua terbangun, sambil bermalas-malasan. Dingin pastinya!
13094987171652933774
13094987171652933774
Hari pertama, di Baliwoso camp, kami belajar membuat udeng, yang akan dipakai di kepala masing-masing. Setelah kami diajak bermain. Mulai dari bermain tulup, bambu yang diisi mata jarum, dan ditiup oleh bibir menuju sasaran tembak. Selain bermain tulup, juga panahan. Harus bisa membidik, gambar ayam. Lumayan, kira-kira 5 meter jaraknya. Selesai permainan, kembali ke camp untuk makan siang. Usai makan siang, belajar membuat keranjang. Jika keranjang sudah rapih, lalu panen ubi jalar. Disekitar camp. Sayang, giliran aku, hanya ubi kecil saja yang di dapat. Kelar panen ubi, kami istirahat, bermain di lapangan camp. Bisa main egrang, belajar gamelan untuk anak-anak, bahkan main bola kaki. Sorenya belajar buat es krim, dari ubi jalar ungu hasil panen. Malam hari, ada hiburan, mendengarkan musik gamelan Bali, juga menyaksikan tarian. Dan tamu juga diajak untuk naik pentas, menari bersama, hingga jam 11 malam Besok pagi, pergi ke banjar Desa Pengotan, untuk belajar tarian Bali. Gurunya Nang Gun dan ibu-ibu di Desa Pengotan. Susah juga latihan tari Bali. Tangan harus gemulai, ke kiri, ke kanan, belum beres gerakan tangan, harus seirama dengan langkah kaki. Ditambah mata harus bisa melirik, dan harus dilakukan bersama gerakannya. Latihan dilanjutkan di camp, diiringi musik gamelan. Lumayan, walau Cuma sehari, bisa kompak. Dan
1309498429136223794
1309498429136223794
malam hari, semua penari harus tampil dipentas, ditonton teman sekantor dan warga Pengotan. Tak apa-apa, belajar jadi artis lokal. Walau gerakan masih simpang siur, kemeriahan tetap terasa. Apalagi pakaian penarinya, membuat teman-teman cantik, dengan warna-warna mencolok, merah, hijau serta keemasan. Selain menari Bali, keesokan hari, kami diajak berkeliling bersepeda. Dilanjutkan tubing, yaitu naik ban besar, menyusuri sungai sepanjang 5 km. Tubing, setiap orang dapat satu ban. Airnya tidak deras, dalamnya hanya sampe lutut saja. Berhenti di tengah-tengah jalur, minun segelas bandrek, menghalau dingin. Belajar menari, panen ubi jalar,
1309498481602639409
1309498481602639409
membuat keranjang, juga belajar membuat patung, memahat sendiri. Dan sempat panen lebah. Dilengkap dengan jas hujan anak-anak, dan topi berjaring. Belibur di Baliwoso camp, artinya menyatu dengan alam dan budaya Desa Pengotan yang terletak di gugusan Desa tua, 17 km dari Bangli ke arah Danau Batur, warisan Bali Aga. Jika tertarik menghabiskan liburan, ayo menginap di dalam tenda, sekelas hotel berbintang. Cek di sini www.baliwoso.com, reservation@baliwoso.com hp. 08588 100 4143.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun