Sebelum Anda marah-marah soal K-Pop, bukankah akan lebih baik jika Anda tahu dulu? Setelah tahu, tak masalah Anda akan melarangnya. Yang lebih penting, Anda duduk bersama anak dan membahas ini.
Mengapa penting sekali untuk membahas ini?
Sebab anak, apalagi menginjak remaja; takkan cukup dengan kata "Ga boleh!", mereka butuh tahu kenapa tidak boleh. Bukankah kita dulu (juga) sering merasa orangtua sangat otoriter ketika melarang sesuatu? Padahal kita hanya ingin tahu.
"ga usah ingin tahu, nanti kebablasan."
Jika Anda jenis orangtua yang sering mengatakan kalimat di atas, silakan. Namun percayalah, anakpun layak diberikan kepercayaan. Mereka tahu kok, mana yang benar dan salah. Kan Anda sudah mengajarkan, toh?
"Gimana kalo anak saya iya-iya di depan saya, namun melanggar di belakang saya?"
Berarti ada yang salah dengan pola komunikasi Anda dengan anak, simpel.
"Anak saya jadi malas belajar, itu gara-gara KPop."
Pertanyaan saya: yang kasih gawai, siapa? Personel Black Pink? Tetangga depan rumah?
Jika ingin lebih ekstrim lagi, jangan ada televisi di rumah. Kondisikan rumah Anda bebas dari gawai, dan pelbagai tontonan. Sediakan banyak buku bacaan dan permainan. Kembalilah ke era tahun 70-80an dengan banyak permainan tradisional. Mengenai buku bacaan, syaratnya cuma satu: Anda sebagai orangtuanya juga suka baca, ga cuma suka nyuruh.
Saya mengagumi beberapa teman, yang konsisten memiliki cara mendidik anak-anak mereka. Ada yang meniadakan televisi dan menyediakan pelbagai aktivitas bermain untuk anak-anak di rumah. Ada yang memaksa diri menjadi pembaca buku dan rajin membelikan buku bacaan.
Intinya, ada banyak jalan menuju Roma, Ani!