Akhirnya Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) boleh sedikit bernapas lega. Setelah sempat tidak tahu mau diapakan, meminjam istilah Wakil Presiden Jusuf Kalla, stok beras sejumlah 2,1 juta ton yang menumpuk di gudang-gudang penyimpanan bisa aja akan tersalurkan kembali dalam waktu dekat.
Ya, ini berkat andil pemerintah yang ikut turun tangan menyelamatkan Bulog. Pemerintah menargetkan penyaluran beras Bulog untuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) meningkat hingga mencapai 70%, dari posisi saat ini yang masih 47% terhadap total kebutuhan beras Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Target tersebut diyakini akan tercapai dalam waktu dekat mengingat akan ada perluasan penerima BPNT sebanyak 2,7 juta KPM. Saat ini sendiri KPM yang tercatat sebanyak 9,7 juta keluarga. Melalui BPNT, KPM menerima bantuan sebesar Rp110 ribu per bulan yang dapat dibelanjakan ke e-warong yang ditunjuk.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, melalui program BPNT, KPM leluasa membeli beras dengan jenis tertentu. Jumlahnya pun tidak dibatasi. "Target kita 70% beras yang dipasok Bulog dibeli oleh KPM BPNT. Selama ini baru 47% sisanya KPM membeli beras yang dipasok pedagang lokal," ucap Agus seperti dilansir dari Tempo, kemarin.
"Ada beberapa opsi misalnya kami tunjuk Perum Bulog menjadi supply manager," jelas dia.
Seperti kita ketahui bersama, penyaluran beras yang terbatas disinyalir menjadi penyebab banyak ditemukannya beras busuk di gudang-gudang penyimpanan Bulog. Masih ingat soal temuan 6.000 ton beras membusuk di gudang Perum Bulog Sub Divre Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, oleh tim Sergab TNI AD medio Februari 2019 lalu?Â
Atau yang baru saja terjadi, penemuan beras raskin yang berkutu di Kelurahan Noling, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H