Mohon tunggu...
Irma SiarTambunan
Irma SiarTambunan Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati pangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang yg peduli ketahanan pangan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bulog Ngarep Monopoli Penyaluran Bansos Beras

15 Mei 2019   23:31 Diperbarui: 15 Mei 2019   23:35 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buwas (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Boleh juga kepercayaan diri Budi Waseso alias Buwas. Dirut Perum Bulog itu mengklaim mafia beras yang selama ini diyakini menjadi pengganggu manajemen beras nasional, akan luluh lantak! Apa syaratnya? Pemerintah harus memberikan Perum Bulog kewenangan penuh sebagai penyalur beras untuk program bantuan pangan nontunai (BPNT).

"Mafia beras yang selama ini merusak tatanan perberasan saya pastikan rontok. Saya janjikan itu, asalkan Bulog diberi kewenangan penuh menyalurkan beras dalam program BPNT, Kartu Sembako serta beras untuk PNS, TNI dan Polri," tegas Buwas, kemarin malam.

Sumber

Buwas bilang penyaluran beras dalam program BPNT juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di luar Bulog. Padahal perusahaan-perusahaan swasta tersebut memperoleh pasokan beras dari Bulog. Ia berani memastikan sekiranya penyaluran beras dalam program BPNT, Kartu Sembako, serta beras untuk PNS, TNI dan Polri, sepenuhnya diserahkan kepada perusahaan pelat merah tersebut, mafia perberasan akan kehilangan pasar.

"Sudah pasti mereka akan rontok dengan sendirinya. Mungkin banyak mafia beras yang bunuh diri!"

Untuk mewujudkan hal tersebut, Buwas bilang Instruksi Presiden (Inpres) adalah kunci keberhasilan wacana tersebut. Ia berharap Presiden Joko Widodo dapat segera menerbitka aturan yang dapat melegitimasi penetapan Bulog sebagai penyalur tunggal beras untuk program BPNT.

"Inpres ini adalah kuncinya."

Ketika ditanya soal kualitas beras Bulog yang dinilai sangat buruk, Buwas dengan tegas menjawab," Itu dulu. Sekarang Bulog sudah memproduksi beras kualitas premium plus, bahkan dengan tingkat broken 0%. Jadi, soal kualitas, Anda jangan ngeledek."

Eks Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut juga menepis persepsi sejumlah pihak yang berdalih bahwa menyerahkan penyaluran beras BPNT kepada Bulog sama saja melanggengkan praktik monopoli di sektor perberasan. "Dalam UU Antimonopoli tidak masalah ada monopoli jika itu memang penugasan dari negara. Dan sudah selayaknya urusan bahan pangan pokok kekendalikan oleh negara, seperti di China," tegas Buwas.

Ngimpi (meme edit pribadi)
Ngimpi (meme edit pribadi)
Buwas menambahkan Bulog siap memasok seluruh kebutuhan beras untuk program BPNT yang diperkirakan mencapai 150.000 ton per bulan. "Dengan kebijakan itu, Bulog tidak akan ragu menyerap sebanyak mungkin gabah petani. Ujung-ujungnya petani akan lebih sejahtera. Percaya deh sama saya," tutup dia.

Bulog saat ini terdengar seperti anak kecil yang "merengek karena mainannya diambil orang, sesungguhnya punya kesempatan untuk membalikkan keadaan. 

Semua tahu bagaimana perusahaan logistik pangan pelat merah tersebut mengaku kesulitan menyalurkan stok berasnya, setelah program bantuan sosial beras sejahtera (Rastra) seluruhnya dialihkan ke bantuan pangan nontunai (BPNT) sejak Mei 2019. Perum Bulog tak lagi memiliki saluran tetap untuk menyalurkan berasnya, selain melalui operasi pasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun