Boleh juga kepercayaan diri Budi Waseso alias Buwas. Dirut Perum Bulog itu mengklaim mafia beras yang selama ini diyakini menjadi pengganggu manajemen beras nasional, akan luluh lantak! Apa syaratnya? Pemerintah harus memberikan Perum Bulog kewenangan penuh sebagai penyalur beras untuk program bantuan pangan nontunai (BPNT).
"Mafia beras yang selama ini merusak tatanan perberasan saya pastikan rontok. Saya janjikan itu, asalkan Bulog diberi kewenangan penuh menyalurkan beras dalam program BPNT, Kartu Sembako serta beras untuk PNS, TNI dan Polri," tegas Buwas, kemarin malam.
Buwas bilang penyaluran beras dalam program BPNT juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di luar Bulog. Padahal perusahaan-perusahaan swasta tersebut memperoleh pasokan beras dari Bulog. Ia berani memastikan sekiranya penyaluran beras dalam program BPNT, Kartu Sembako, serta beras untuk PNS, TNI dan Polri, sepenuhnya diserahkan kepada perusahaan pelat merah tersebut, mafia perberasan akan kehilangan pasar.
"Sudah pasti mereka akan rontok dengan sendirinya. Mungkin banyak mafia beras yang bunuh diri!"
Untuk mewujudkan hal tersebut, Buwas bilang Instruksi Presiden (Inpres) adalah kunci keberhasilan wacana tersebut. Ia berharap Presiden Joko Widodo dapat segera menerbitka aturan yang dapat melegitimasi penetapan Bulog sebagai penyalur tunggal beras untuk program BPNT.
"Inpres ini adalah kuncinya."
Ketika ditanya soal kualitas beras Bulog yang dinilai sangat buruk, Buwas dengan tegas menjawab," Itu dulu. Sekarang Bulog sudah memproduksi beras kualitas premium plus, bahkan dengan tingkat broken 0%. Jadi, soal kualitas, Anda jangan ngeledek."
Eks Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut juga menepis persepsi sejumlah pihak yang berdalih bahwa menyerahkan penyaluran beras BPNT kepada Bulog sama saja melanggengkan praktik monopoli di sektor perberasan. "Dalam UU Antimonopoli tidak masalah ada monopoli jika itu memang penugasan dari negara. Dan sudah selayaknya urusan bahan pangan pokok kekendalikan oleh negara, seperti di China," tegas Buwas.
Bulog saat ini terdengar seperti anak kecil yang "merengek karena mainannya diambil orang, sesungguhnya punya kesempatan untuk membalikkan keadaan.Â
Semua tahu bagaimana perusahaan logistik pangan pelat merah tersebut mengaku kesulitan menyalurkan stok berasnya, setelah program bantuan sosial beras sejahtera (Rastra) seluruhnya dialihkan ke bantuan pangan nontunai (BPNT) sejak Mei 2019. Perum Bulog tak lagi memiliki saluran tetap untuk menyalurkan berasnya, selain melalui operasi pasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H