Mohon tunggu...
Irma Nurhidayah
Irma Nurhidayah Mohon Tunggu... Guru - ASN Guru

Saya adalah seseorang yang senang membaca, suka menulis, kreatif, dan berwawasan luas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

11 Agustus 2024   13:00 Diperbarui: 11 Agustus 2024   13:07 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai praktisi pendidikan yang bekerja di institusi pendidikan, yaitu sekolah, guru pasti pernah dihadapkan pada dilema etika ataupun bujukan moral. Hal yang sering dialami oleh guru adalah memberikan nilai pada siswa atau menegakkan kedisplinan. Keputusan yang diambil, selain berdasarkan aturan juga berdasarkan intuisi, yaitu kasihan. Padahal hal tersebut harus dianalisis agar tidak terjadi lagi pemberian nilai karena kasihan atau membiarkan siswa tidak disiplin karena juga didasarkan alasan kasihan. Nilai keadilan harus dipkirkan oleh guru, sehingga kasihan itu menjadi pembelajaran yang bertanggung jawab bagi murid.

Dalam mengatasi permasalahan di atas guru harus melakukan resolusi pembelajaran. Guru yang mampu mengambil keputusan dengan tepat yang berdasarkan hasil analisis dan observasi tentunya akan tahu bagaimana memberikan pembelajaran yang tepat kepada peserta didik. Guru tidak akan menyamakan pemberian konten, proses, maupun asesmen kepada peserta didik. Hal ini karena tidak akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna pada peserta didik. Oleh karena itu, guru harus memaksimalkan penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas sebagai upaya peningkatan pembelajaran peserta didik yang kemampuannya beragam baik kesiapan belajar, minat belajar, maupun profil belajarnya.

Bila guru sudah mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan hasil refleksi, kemudian menerapkan nilai-nilai diri dan kebajikan yang dimilikinya, kemudian mampu mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid melalui pembelajaran berdiferensiasi yang terintegrasi dengan pembelajaran sosial emosional, kemudian memanfaatkan kompetensi coaching dalam memberdayakan kemampuan peserta didiknya. Maka, hal tersebut akan menjadi pembiasaan/budaya positif yang tertanam dalam diri peserta didik, sehingga mereka akan terbiasa pula untuk senantiasa melakukan refleksi diri dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab dalam permasalahan yang dihadapinya untuk perubahan yang berarti sebagai upaya mencapai keberhasilan dalam hidupnya.

Pengambilan keputusan merupakan hal yang menarik karena seringkali manusia dihadapkan pada permasalahan yang dilematis sehingga melakukan kekeliruan akibat keputusan yang diambil kurang tepat. Setelah memahami cara pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin ini, tentunya guru harus lebih terlatih dalam menganalisis permasalahan sampai dengan mengambil keputusan dengan menghubungkan keterampilan coaching dan pengelolaan sosial emosional agar tercipta keputusan yang bijaksana dan menghasilkan win-win solution.

Ternyata filosofi Ki Hajar Dewantara, melalui Patrap Triloka mengajarkan guru untuk senantiasa menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang senantiasa reflektif, empati, dan bertanggung jawab atas tugas yang diemban sebagai manusia yang bermanfaat bagi orang lain di muka bumi ini. Guru adalah sosok yang diingat oleh siswa setelah orang tuanya sebagai pendidik bagi dirinya. Maka, jadilah guru yang mampu menginspirasi bagi peserta didik dengan senantiasa memberikan keteladan melalui keputusan-keputusan yang bertanggung jawab yang diambilnya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun