Ketaatan harus berdasarkan ilmu yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasululllah SAW, dan para sahabat serta ulama yang bersanad pada Rasulullah SAW maka akan melahirkan ketaatan yang benar.Â
Ketaatan juga harus disertai dengan keikhlasan. Ketaatan tanpa keikhlasan bukan ketaatan.Â
Ketaatan tidak ada paksaan. Menurut sebagian ulama ketaatan meninggalkan sifat riya.Â
Riya adalah seseuatu ingin dilihat orang atau dipuji orang. Ketaatan jauh dari sifat riya. Bukan ketaatan kalau didalamnya masih bersifat riya ingin dilihat orang atau dipuji orang.Â
Ketaatan harus disertai dengan sabar dan keikhlasan menimbulkan ketaatan yang suci dan hakiki. Itulah makna atau hikah kesabaran dalam ketaatan.
Kesabaran dalam bentuk ujian
Kesabaran dalam ujian adalah akhlak mulia. Kesabaran ketika ditimpa kemalangan, kesusahan, kesedihan, ketidaknyamanan, kesakitan, kemunduran dan lain sebagainya.
Semakin tinggi nilai keimanan semakin tinggi pula ujian yang diberikan kepadanya semikin tinggi pula kesabaran yang dikarunikan kepadanya.Â
Kesabaran yang dimiliki oleh para nabi dan rasul belum tentu kita mampu menjalaninya. Rasulullah SAW dalam berdakwah tantangannya sangat besar.Â
Dilempar dengan tahi unta, dilempar dengan batu sampai berdarah, mau dibunuh, dikatan gila, dicaci maki dan tantangan lainnya dalam berdakwah.Â
Beliau tetap sabar dalam berdakwah. Ujian yang besar tetap dijalaninya tanpa berkeluh kesah.Â