Singkat cerita saya memulai pekerjaan guru hononer di Pak ustad Raudubillah. Jarak dari rumah ke sekolah lumayan cukup jauh kurang lebih 20km dari rumah kurang lebih sekitar setengah jam saya bisa sampai di sekolah tersebut.Â
Sekolah swasta yang kecil letaknya diperkampungan. Bangunan sekolah pada waktu itu sangat memperhatinkan masih bangunan sederhana yang perlu perhatian khusus.
Saya kurang lebih selama lima tahun mengajar disana. Berbarengan dengan itu ditahun 2006 saya diajak oleh teman ngajar di MTS Albaeruni  selama 5 tahun, mengajar di Yasin pada waktu itu sebagi perintis dan mengajar disana kurang lebih 5 tahun. Siangnya memberanikan diri mengajar di SMA Yaspa yang daerahnya dicitepus dan SMK mutiara.
Pokoknya jadwal sangat padat pagi dan siang disambung untuk mengajar sebagai tenaga honorer. Dari tahun 2006-2011 sebagai hononer disekolah. saya sebagai honorer merasakan gaji kecil, beberapa bulan belum dibayar artinya telat dalam penggajiannya.Â
Pada  waktu itu saya kurang memperhatikan masalah bayaran honorer sekolah, hati merasa nyaman adalah subuah kenikmatan yang laur biasa saya jalani dengan sepenuh hati sebagai tenaga honorer.Terbukti kenyamanan dalam bekerja walaupun sebagai tenaga honorer mungkin sebuah keberkahan berat tubuh jadi bertambah.Â
Tahun 2010 ada test CPNS saya mencoba mengikuti test CPNS ketiga kali saya ikutan test CPNS, atas ijin Allah SWT saya di takdirkan lulus pengangkatan CPNS tahun 2011. Tahun 2011 saya ditugaskan ngajar di SMPN 5 Surade.Â
Lumayan jarak dari Palabuhanratu ke jampang Surade sekitar 80km. Selama dua tahun saya ditugaskan disana. Tahun 2013 saya mutasi ke SMPN 1 Caringin sampai 2014. Tahun 2014 sampai sekarang saya mengajar di SMPN 2 Cibadak. Itulah sedikit sekilas mengenai tugas mengajar dari honorer sampai diangkat PNS.
Tapi ketika ada wacana honorer akan dihapus tahun 2023, maka angkatlah honorer sebagai PNS atau PPPK karena saya merasakan perjuangan sebagai tenaga guru honorer yang kurang diperhatikan kesejahteraanya. Apalagi yang honorer di sekolah kecil swasta perlu ada perhatian khusus dari pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H