Mohon tunggu...
irmanda nyoman
irmanda nyoman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita bagi Indonesia Lebih Baik

Menyampaikan aspirasi dan gagasan demi kebaikan setiap wanita dan kaum marjinal

Selanjutnya

Tutup

Money

Omzet UMKM Ini Naik Tiga Kali Lipat Selama Pandemi, Apa Rahasianya?

25 Agustus 2021   10:19 Diperbarui: 25 Agustus 2021   10:29 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pexels.com

Pandemi Covid-19 telah meluluhlantakkan perekonomian dunia. Dampaknya pun terasa hingga ke berbagai sektor usaha hingga sebagian bisnis pun terseok-seok bertahan. Namun, ternyata ada UMKM yang justru meraih untung di kala pandemi.

Adalah Regina Vianney Ayudya, seorang pebisnis UMKM yang justru berhasil meningkatkan pendapatan selama pandemi dengan cara beradaptasi dengan situasi. Bisnis produk perawatan kulit berbasis natural besutan Regina justru mendapat omzen tiga kali lebih tinggi selama pandemi.

"Tadinya kan sebelum pandemi saya masih tergolong UMKM, perusahaan yang belum kena pajak. Tapi semenjak pandemi jadi triple omzetnya, dan itu bertahan sampai sekarang. Bahkan tetap bergulung terus," kata Regina ketiga dihubungi via sambungan telepon pada Kamis, 19 Agustus 2021.

Peningkatan omzet tersebut, lanjut dia, terjadi sebagian besar karena produk yang dia tawarkan merupakan produk-produk yang dibutuhkan banyak orang, terutama ketika pandemi. Salah satunya hand sanitizer yang sempat langka pada awal pandemi.

"Karena memang setiap tahunnya itu industri kosmetik di Indonesia tumbuh 15%. Jadi, memang di masa pandemi kami enggak kena dampak pandemi kalau saya bilang. Siapa sih sekarang yang enggak pakai skincare atau body care. Tiap hari kita mandi pasti pakai sabun kan?" ucap dia.

Menurut Regina, saat pandemi sebagian besar orang pun terpaksa berdiam diri di rumah. Mereka jadi lebih punya waktu untuk melakukan perawatan wajah atau berolahraga untuk meningkatkan kesehatan.

"Untuk olahraga saya juga nyediain kayak matt spray. Kalau pas lagi demam berdarah saya juga bikin spray anti nyamuk tapi yang natural. Jadi, benar-benar yang bisa memenuhi kebutuhan kita sehari-hari sebenarnya," ucap ibu dua anak ini.

Terlebih lagi, produk perawatan kulit dan wajah berbasis bahan-bahan alami atau herbal sudah marak di tengah masyarakat. Publik mulai sadar pentingnya penggunaan bahan-bahan alami untuk menghindari penyakit-penyakit berbahaya dalam jangka panjang seperti kanker.

Tak dipungkiri, perempuan lulusan Universitas Pelita Harapan ini sangat peduli dengan kesehatan. Oleh karena itu, semua produk yang dihasilkan menggunakan bahan berbasis herbal sehingga aman untuk semua orang, dari anak kecil sampai ibu hamil. 

Sementara itu, bisnis yang dikembangkan Regina tersebut berbasis business to business (B2B) yang berfokus pada produksi produk skincare untuk perusahaan lain atau istilahnya makloon.

Dalam mengembangkan produk, dia pun menyesuaikannya dengan spesifikasi dan kebutuhan klien. Para klien ini nantinya menjual hasil produksi Regina menggunakan brand mereka sendiri.

"Nah, makanya saya melihat ada opportunity di situ, jadi saya bikin personalize, brand-nya bisa custom, formulanya bisa custom, sesuai dengan yang mereka butuhkan. Sesuai dengan karakter mereka," kata Regina.

Selain menyesuaikan kebutuhan klien, Regina juga tak berhenti berinovasi agar produk yang ditawarkannya sesuai dengan kebutuhan pasar. Saat ini, misalnya, dia banyak mengembangkan produk anti-bacterial.

"Kayak bikin hand lotion biasa jadi bikin hand lotion antibacterial. Lip balm juga jadi anti-bacterial. Hair mist juga anti-bacterial. Ada juga yang buat badan, body sanitizer. Jadi, adanya semua anti-bacterial series. Saya bikin untuk tiap klien itu aromanya beda," kata Regina.

Mendukung usaha lain

Omzet yang berlipat tersebut pun dimanfaatkan oleh Regina untuk membantu pengusaha lain yang usahanya terdampak selama pandemi. Selama berdomisili sementara di Bali, dia pun mensuplai kebutuhan hand sanitizer secara gratis ke hotel-hotel.

"Karena awal saya pindah ke Bali itu support gratis untuk hotel yang terdampak. Sedih banget melihat mereka gajinya dipotong. Jadi, biaya operasional mereka yang buat beli hand sanitizer gitu-gitu bisa buat bayar gaji karyawannya," kata Regina.

Dia melakukan hal tersebut semenjak pandemi atau sekitar Agustus 2020 lalu dan sudah berjalan hampir satu tahun. "Niatnya sih cuma sebulan, akhirnya jadi ada ini-itu, jadi di sini terus enggak pulang-pulang. Akhirnya jadi temenan sama orang hotel," kata dia.

Regina pun mengaku bahwa sejak awal dia hanya berniat membantu hotel-hotel tersebut. Namun ternyata, ketika kondisi usaha mulai membaik, mereka justru beralih menjadi pelanggan Regina.

"Akhirnya sekarang saat beberapa hotel udah mulai buka, mereka jadi beli dan jadi pelanggan. Padahal niat saya awalnya membantu saja, saya enggak mikir mereka harus beli atau apa. Saya cuma sumbang gratis aja," ucap dia.

Untuk persoalan omzet, Regina juga tak pernah ambil pusing. Dia tak takut pendapatannya turun karena dia percaya rezekinya pasti sudah dicukupkan. Justru, Regina lebih mementingkan kegiatan sosialnya, seperti sumbangan hand sanitizer tadi.

"Kalau kita enggak bisa kontribusi untuk hidup orang lain, you are nothing buat saya. Tapi dengan adanya network yang bagus kita bisa menjalin relasi yang bagus sama orang-orang, kita pasti tetap hidup dalam keadaan sesusah apapun. Network itu kan membantu juga," ujarnya.

Regina pun selalu bekerja sepenuh hati. Dia tak malu untuk turun langsung menjalankan bisnis maupun kegiatan filantropisnya. Dia menceritakan bahwa dirinya harus menyetir sendiri untuk mendistribusikan produknya hingga mengangkat jerigen yang penuh hand sanitizer sendiri ke hotel-hotel di kawasan Bali tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun