Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis dan Taggart (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus.
 Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bertempat di SMA Negeri 3 Sape Kabupaten Bima dengan subjek penelitian yaitu 29 orang siswa kelas XI Mipa 2 Alokasi waktu yang digunakan pada siklus pertama terdiri dari 2 x 45 menit. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Metode analisis data yang digunakan adalah metode descriptive kuantitatif dan deskriptive kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai rata-rata dari hasil tes siswa, sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menghitung data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada proses pembelajaran ini, penulis melakukan empat langkah teknik pembelajaran yang meliputi Building Knowledge of The Field (BKOF), Modelling of the Thext (MOT), Joint Contruction of the text (JCOT) dan Individual Contstruction of the Text (ICOT). Langkah-langkah tersebut dilaksanakan juga pada siklus kedua.
- Pada langkah BKOF, guru memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi dan tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dimana siswa sering menggunakan teks procedure atau langkah-langkah untuk menjelaskan atau mengajak orang menyusun atau membuat sesuatu. Waktu yang digunakan dalam langkah BKOF dibatasi 10 menit
- Pada langkah selanjutnya (MOT), guru memberikan contoh teks procedure melalui media In Focus/slide. Siswa diminta untuk mengamati teks procedure langkah-langkah cara membuat coffee. Siswa diminta menuliskan poin-poin penting sebagai langkah membuat coffee instant. Langkah ini dibatasi waktu 10 menit.Â
- Langkah selanjutnya merupakan kerja kelompok atau JCOT. Siswa diminta mengelompokkan diri pada kelompok yang telah dibuat dua hari sebelumnya. Tiap kelompok siswa terdiri dari 4 orang siswa. Pada langkah ini Guru membagikan kartu yang berisi kalimat dari beberapa topik teks procedure kepada setiap siswa. Kartu tersebut dibagikan ke tiap kelompok. Tiap kelompok mendapatkan 1 buah kartu yang akan dicari pasangan kalimatnya di kelompok lain. Siswa diminta menyusun kembali kalimat yang disebarkan menjadi teks yang benar. Siswa yang aktif dan benar dalam penyusunan kalimat menjadi teks mendapatkan poin tertinggi. Pada langkah ini siswa dibatasi waktu 20 menit. Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut: (1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. (2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. (3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. (4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Pemegang kartu yang bertuliskan penggalan kalimat procedure A akan berpasangan dengan kalimat berikutnya yang dipegang oleh siswa di kelompok lain yang memegang kalimat procedure B dan seterusnya. (5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. (6) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. (7) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. (8) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. (9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
- Pada ICOT, siswa diberi kertas kerja yang merupakan lembar soal foto copy berisi kalimat acak (jumbled sentences) yang harus disusun menjadi teks procedure yang benar. Langkah ini dibatasi waktu 15 menit.
- Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan 2 siklus sebagai dasar penelitian tindakan kelas yaitu:
SIKLUS ke-1Â
- Tahap Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I adalah Menganalisis Silabus/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode CTL dengan menggunakan model Pembelajaran make a match, merancang model pembelajaran klasikal, mendiskusikan penerapan model pembelajaran interaktif, menusun dan menyiapkan instrumen (angket, pedoman observasi, tes akhir), menyusun kelompok belajar peserta didik, merencanakan tugas kelompok. Tindakan pada siklus I akan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan.
- Tahap Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan tindakan siklus I berupa pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan, menerapkan model pembelajaran klasikal, melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana, memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan, mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.
- Tahap Pengamatan (observation)
- Â Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan inti sampai dengan kegiatan penutup. Kegiatan yang dilakukan pada tahap observasi antara lain adalah melakukan diskusi dengan guru Bahasa Inggris SMA Negeri 3 Â Sape dan kepala sekolah untuk rencana observasi, melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran klasikal yang dilakukan guru bahsa Inggris kelas XI, serta mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran klasikal, melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
- Tahap refleksi (Reflection)
Tahap selanjutnya adalah mengadakan refleksi, yaitu mengulas, membahas dan megevaluasi kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kendala pada siklus I. Kegiatan refleksi mencakup antara lain : menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi, menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran klasikal dan mempertimbangkan langkah selanjutnya, melakukan refleksi terhadap penerapan model pembelajaran klasikal, melakukan refleksi terhadap kreativitas peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris serta melakukan refleksi terhadap hasil belajar peserta didik.
SIKLUS ke-2Â
- Tahap Perencanaan (Planning)
Pada prinsipnya kegiatan perencanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan perencanaan siklus I. Siklus II merupakan upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap tindakan siklus I. Semua tahapan yang dilakukan sama, hanya saja pada siklus II ada beberapa hal yang perlu ditekankan dan ditambahkan yaitu: mengevaluasi hasil refleksi, mendiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya, mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran, merancang perbaikan berdasarkan refleksi siklus 1.
- Tahap Pelaksanaan (Action)Â
Pelaksanaan ini sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yaitu pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah model pembelajaran Make a match. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus II adalah sebagai berikut: melakukan analisis pemecahan masalah dan melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Make a Match.
- Tahap Pengamatan (observation)
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan penerapan model pembelajaran make a match untuk mengetahui aktivitas perbaikan pembelajaran. Selanjutnya hasil observasi pada siklus II dibandingkan dengan hasil observasi pada siklus I apakah ada peningkatan atau tidak. Kegiatan pada tahap ini antara lain: melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran Make a Match, mencatat perubahan yang terjadi serta melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan umpan balik.
- Tahap Refleksi (Reflection)
Refleksi dilaksanakan setiap akhir siklus, dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan/ kendala dan akan diperbaiki pada siklus selanjutnya. Kegiatan pada tahap Refleksi adalah sebagai berikut: merefleksikan proses pembelajaran make a match, merefleksikan hasil belajar peserta didik dengan penerapan model pembelajaran make a match, menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian dan menyusun rekomendasi.