Mohon tunggu...
Irma LamriaTambunan
Irma LamriaTambunan Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Saya adalah

Irma pahlawan bertopeng

Selanjutnya

Tutup

Money

Mozambik, Pintu Masuk Perdagangan Indonesia ke Afrika

20 Agustus 2019   20:05 Diperbarui: 20 Agustus 2019   20:49 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia menyepakati dimulainya Preferential Trade Agreement (PTA) atau pengurangan tarif untuk produk tertentu dengan tiga negara di benua Afrika, yaitu Mozambik, Tunisia, dan Maroko.

Pendekatan dan kerja sama dagang secara bilateral dengan negara di kawasan Afrika sangat penting dilakukan. Pasalnya, saat ini cukup banyak negara yang menyasar Afrika sebagai mitra dagang lantaran pesatnya perekonomian negara tersebut. 

Pemerintah perlu mengupayakan agar kerja sama dagang dengan negara-negara Afrika ditekankan pada penghapusan hambatan nontarif. Sebab, menurutnya, selama ini negara di Afrika terkenal dengan tingginya hambatan nontarif.

Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan pasar Afrika untuk memacu eksporproduk manufaktur, mengingat kebanyakan negara di kawasan tersebut belum memiliki industri yang mumpuni.

Indonesia sendiri akan memasuki pasar baru di Afrika dalam waktu dekat. Penjualan produk Indonesia di Afrika akan dijembatani perjanjian dagang Indonesia-Mozambik Preferential Trade Agreement (PTA) yang akan ditandatangani Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam waktu dekat.

Penandatanganan Indonesia-Mozambik PTA tinggi menunggu kecocokan jadwal dengan Menteri Industri dan Perdagangan Mozambik. "Saya tinggal menunggu karena menterinya harus dapat izin dari presidennya, sama-sama menyesuaikan schedule," aku Enggar.

PTA dengan Mozambik ini merupakan kesepakatan bilateral pertama yang dijalin Indonesi dengan negara di Afrika. Kesepakatan dagang ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dengan Mozambik saja, tetapi juga untuk membuka akses pasar bagi produk-produk Indonesia agar bisa masuk ke negara-negara Afrika lainnya. Mozambik akan menjadi hub atau pintu gerbang bagi produk-produk Indonesia untuk masuk ke pasar Afrika. 

Total perdagangan Indonesia-Mozambik pada 2018 tercatat sebesar US$91,87 juta. Namun, tren pertumbuhannya menurun 11,7% dalam lima tahun terakhir (2014---2018). 

Selama periode lima tahun tersebut, Indonesia selalu mengalami surplus dengan nilai surplus terakhir pada 2018 tercatat sebesar US$30,87 juta.

Pada 2018, ekspor Indonesia ke Mozambik sebesar US$61,37 juta dan impor Indonesia dari Mozambik sebesar US$30,50 juta. Selama periode Januari---Juni 2019, ekspor Indonesia tercatat mencapai US$61,40 juta, naik 133% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Sedangkan, impor Indonesia selama periode Januari---Juni 2019 sebesar US$9,12 juta atau meningkat 101,12%.

Produk ekspor Indonesia ke Mozambik adalah minyak sawit, sabun, industrial monocarboxylic fatty acids, uncoated paper and paperboard, dan margarin. Sementara, impor Indonesia dari Mozambik adalah kacang tanah, ferro-alloys, unmanufactured tobacco, dan kapas.

Selain dengan Mozambik, kerja sama dengan negara Afrika lainnya juga direncanakan dilakukan tahun ini, yakni dengan Tunisia dan Maroko.

Sebelumnya Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan RI, Ni Made Ayu Marthini menjelaskan, perundingan dagang dengan negara-negara di kawasan Afrika merupakan prioritas Pemerintah RI. Ini sebagai bagian dari kebijakan perdagangan yang lebih proaktif ke kawasan Afrika.

Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan dan penjajakan ke hampir seluruh negara di benua Afrika, termasuk bagian selatan melalui SACU (Southern African Customs Union), kawasan barat melalui ECOWAS (Economic Community of West African States), dan kawasan timur melalui EAC (East African Community). Sementara itu, di kawasan Utara, Indonesia sedang melakukan perundingan dengan Tunisia (IT-PTA) dan Maroko (IMA-PTA).

Perundingan yang saat ini dilakukan adalah dengan format PTA (Preferential Trade Agreement). Pada perjanjian ini, konsesi penurunan tarif dilakukan terbatas untuk beberapa produk yang dianggap prioritas bagi kedua negara. 

Skema ini diharapkan dapat meningkatkan perdagangan kedua negara. "PTA antara kedua negara dapat saling menguntungkan karena rata-rata tarif produk di kawasan ini cukup tinggi. Selain itu, PTA relatif dapat diselesaikan dengan cepat sehingga dapat diimplementasikan dengan cepat," tegas Made.

PTA dengan Mozambik merupakan salah satu tindak lanjut hasil pertemuan KTT Indian-Ocean Rim Association (IORA) pada Maret 2017. Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipe Jacinto Nyusi sepakat meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara.

"Melalui IM-PTA, kami mengharapkan hubungan perdagangan Indonesia-Mozambik semakin erat dan ekspor semakin meningkat. Kemudian secara bertahap dan pararel, investasi Indonesia di Mozambik juga meningkat, terutama setelah kedua negara sepakat menjadikan satu sama lain sebagai pintu masuk ke kawasan," lanjut Made.

Made mencatat, beberapa sektor dari Indonesia yang berpotensi melakukan hubungan dagang dan investasi dengan Mozambik, yaitu seperti makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, sawit, serta sektor terkait infrastruktur.

Sumber 1

Sumber 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun