Mohon tunggu...
Irma Khilyaturrahmah
Irma Khilyaturrahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Halo! Aku Irma, mahasiswa prodi Sastra Indonesia yang tertarik dengan jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Realisasikan PHBS: UNNES GIAT 9 Trasan Lakukan Penyuluhan Pupuk Kompos

10 Juli 2024   18:39 Diperbarui: 22 Agustus 2024   11:29 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Magelang- UNNES GIAT 9 Trasan, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang telah menyelenggarakan penyuluhan pupuk kompos kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) pada Rabu, (10/07/2024) yang berlokasi di Dusun Weru. Penyuluhan ini merupakan lanjutan dari program "Bank Sampah" yang telah terlaksana pada 30 Juni 2024 sebagai realisasi dari program kerja Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Pada kegiatan ini, materi mengenai pembuatan pupuk kompos disampaikan langsung oleh dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Dr. Triastuti Sulistyaningsih, M.Si. Ia menjelaskan bahwa pada dasarnya, kompos merupakan degradasi atau penghancuran bahan-bahan alam seperti ranting, sampah organik, atau sampah dapur yang dicampur dengan kotoran hewan seperti kambing dan ayam. Kemudian, untuk mempercepat proses pembusukan, bahan-bahan tersebut diberi tambahan EM4 pertanian atau dapat diganti dengan air cucian beras yang telah diendapkan selama satu sampai dua hari. Setelah penyuluhan dilakukan, kegiatan dilanjutkan dengan praktik pembuatan pupuk kompos oleh mahasiswa GIAT beserta Kelompok Wanita Tani.

Penyuluhan pupuk kompos Dusun Weru disambut dengan antusias oleh para anggota KWT. Salah satunya ialah Desi Endah Wijayanti, yang juga merupakan pembina KWT di Dusun Weru. Menurutnya, program ini merupakan program yang sangat bagus dan bermanfaat, sehingga penyebarannya perlu lebih dimasifkan lagi.


"Sangat bermanfaat, sangat bagus, dan kalau bisa yang intensif karena banyak yang belum paham bagaimana mengelola limbah. Bagi mereka limbah dibuang, tapi kita justru dapat menghasilkan suatu produk yang bermanfaat. Jadi, perlu disosialisasikan lagi, disebarkan lagi teknologi dan informasinya," ujar wanita yang akrab dipanggil Desi itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun