Mohon tunggu...
Irma Irfiyanti
Irma Irfiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Mahasiswa Untag Surabaya dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di UHT Surabaya

4 Januari 2025   00:58 Diperbarui: 4 Januari 2025   00:58 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah sebuah inovasi pendidikan yang dirancang untuk menggali potensi diri mahasiswa melalui pengalaman belajar di luar kampus asal. Salah satu implementasi nyata dari MBKM adalah Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Mandiri, yang berlangsung antara Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya dan Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya. Tujuan dari program ini adalah untuk memperluas pengetahuan dan mengasah kompetensi mahasiswa, serta memungkinkan mereka untuk membangun jaringan dengan mahasiswa dan dosen dari berbagai latar belakang dan universitas lain, yang tentunya akan memberikan banyak pelajaran berharga. Program PMM ini berlangsung selama satu semester, yang dimulai pada tanggal 17 September 2024 hingga 19 Desember 2024.

Sebagai mahasiswa Administrasi Publik, saya merasa beruntung dapat mengikuti program PMM Mandiri di Universitas Hang Tuah Surabaya. Selama program ini, saya memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai mata kuliah dengan perspektif baru yang berbeda. Kegiatan observasi lapangan yang kami lakukan tidak hanya memperkaya pengetahuan akademik, tetapi juga meningkatkan keterampilan sosial dan kemampuan beradaptasi yang sangat penting dalam menghadapi tantangan di dunia nyata. Kegiatan observasi lapangan yang kami ikuti meliputi beberapa aktivitas yang berfokus pada peningkatan wawasan dan keterampilan praktis yaitu:

Gambar 2. Melakukan Observasi serta Wawancara dengan Masyarakat di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran, Surabaya.
Gambar 2. Melakukan Observasi serta Wawancara dengan Masyarakat di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran, Surabaya.

Pertama, Observasi di Pantai Kenjeran, Surabaya yang diikuti oleh satu kelompok di mana kami langsung melakukan wawancara dengan beberapa warga setempat untuk menggali informasi mengenai kondisi pesisir. Kegiatan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan masyarakat pesisir dan tantangan yang mereka hadapi, seperti kerusakan lingkungan dan keterbatasan sumber daya alam. 

Gambar 3. Studi Lapangan di Pulau Lusi, Sidoarjo.
Gambar 3. Studi Lapangan di Pulau Lusi, Sidoarjo.

Kedua, kunjungan ke Pulau Lusi, Sidoarjo adalah salah satu kegiatan yang diikuti oleh para mahasiswa dari program pertukaran. Karena selain memperoleh informasi yang berguna, kami juga bisa merasakan langsung kondisi di lapangan dan melihat bagaimana pengelolaan konflik serta permasalahan lingkungan diterapkan di daerah tersebut. Melalui interaksi dengan penduduk lokal dan pihak terkait, mahasiswa mampu memahami dinamika sosial untuk mengatasi konflik yang ada.

Gambar 4. Diskusi Panel dan Foto Bersama dengan Mahasiswa Universitas Hang Tuah dan Universitas Madura.
Gambar 4. Diskusi Panel dan Foto Bersama dengan Mahasiswa Universitas Hang Tuah dan Universitas Madura.

Selanjutnya ketiga, kami mengadakan diskusi panel sebagai tindak lanjut dari studi lapangan di Pulau Lusi, Sidoarjo. Diskusi ini membahas temuan terkait perebutan kawasan dan lahan, serta dampak yang ditimbulkan. Kegiatan ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan narasumber, sehingga memberikan wawasan mendalam tentang manajemen konflik di dunia nyata. Dengan memanfaatkan data dan pengalaman yang diperoleh dari observasi lapangan, mahasiswa didorong untuk menganalisis permasalahan dan memberikan solusi yang berkelanjutan. Proses diskusi ini tidak hanya memperkuat pemahaman teoritis, tetapi juga melatih komunikasi yang efektif.

Pengalaman ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi pengembangan akademik, tetapi juga meningkatkan soft skills yang sangat penting di era globalisasi seperti adaptabilitas, berpikir kritis, dan bekerja dalam tim yang beragam menjadi nilai tambah bagi karier mahasiswa di masa depan. Selain itu, interaksi dengan mahasiswa dari universitas lain dapat mendorong rasa saling menghormati di antara peserta program. Program ini juga mendorong mahasiswa untuk lebih menghargai perbedaan, memperkuat rasa kebersamaan, dan membangun hubungan yang lebih erat dengan komunitas yang lebih luas.

Melalui program PMM ini, kami juga belajar tentang pentingnya kolaborasi lintas disiplin dalam menyelesaikan permasalahan kompleks. Mahasiswa dari berbagai latar belakang akademik diajak untuk bekerja sama dalam tim, dan menciptakan solusi yang inovatif. Harapan saya adalah program PMM dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi lebih banyak mahasiswa di masa mendatang, dengan memperluas cakupan dan memperbaiki mekanisme pelaksanaannya. Program ini diharapkan menjadi langkah yang tepat dalam memberikan kontribusi bagi pengembangan diri mahasiswa, serta menginspirasi mahasiswa lainnya untuk mengikuti jejak yang sama dalam meningkatkan kualitas pendidikan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun