kamu pernah bertanya bagaimana hujan berteduh saat air matamu jatuh?
katanya dia bertengger pada ayunan senyummu yang bohong
talu menepuk riasan sengketa
menyisakan kopi dingin bagi awan-awan berat
...
menengadah, mas, biar kuyup
biar hilang topengmu, luruh
bukankah hatimu lelah teguh, ingin mengaduh?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!