Pendahuluan
Teori semiotika telah menjadi fondasi penting dalam memahami bagaimana simbol dan tanda-tanda memengaruhi pemikiran, interaksi, dan pengetahuan kita tentang dunia sekitar. Mulai dari kontribusi Ferdinand de Saussure hingga perkembangan terbaru dalam semiotika modern, pemahaman tentang sistem tanda telah menjadi kunci dalam berbagai bidang, dari sastra hingga ilmu politik. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi konsep dasar teori semiotika serta relevansinya dalam konteks kontemporer.
Pengertian teori semiotika
Semiotika merupakan studi atau metode analisis untuk memeriksa tanda-tanda. Menurut kamus ilmiah yang umum, semiotika adalah ilmu yang membahas tentang simbol dan tanda, seperti dalam bahasa, sistem lalu lintas, kode Morse, dan lain-lain. Semiologi adalah cabang ilmu yang berfokus pada semiotika. Semiotika juga diartikan sebagai hal yang terkait dengan lambang dan tanda yang ada dalam kehidupan manusia.
Adapun Secara etimologis, asal-usul istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani, yaitu "Semeion" yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang, berdasarkan kesepakatan sosial yang telah ada sebelumnya, dianggap merepresentasikan hal lain. Awalnya, tanda diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan keberadaan hal lain. Sebagai contoh, asap menandakan keberadaan api, dan suara sirene mobil yang keras menandakan adanya kebakaran di suatu sudut kota. Jadi, Teori Semiotika adalah bidang penelitian yang memusatkan perhatian pada fenomena tanda. Dalam konteks semiotika, fenomena sosial dalam masyarakat dan budaya dianggap sebagai tanda-tanda, dan studi semiotika melibatkan pemahaman terhadap sistem, regulasi, dan kesepakatan yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki makna yang khas.
Siapa tokoh-tokoh teori semitoka?
Tokoh-tokoh teori semiotika ada 2 diantaranya
1. Charles Sanders Pierce,
Filsuf Amerika, Charles Sanders Pierce, mengembangkan dasar model semiotikanya dengan memanfaatkan logika dan filsafat, mengusulkan konsep segi tiga semiotika yang terdiri dari "tanda, objek, dan interpretan". Ketiga aspek ini diilustrasikan dalam sebuah segitiga, sering disebut sebagai segitiga makna. Kontribusi pemikiran Pierce lebih dikenal sebagai ilmu semiotika, yang terkait erat dengan komunikasi karena penerapannya yang melibatkan proses komunikasi. Konsep semiotika komunikasi, menurut Pierce, membahas studi tentang tanda dan bagaimana tanda tersebut terhubung dengan makna yang terkandung di dalamnya dalam konteks komunikasi.
2. Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure, seorang tokoh semiotika dari tradisi Eropa, membangun model atau teorinya berdasarkan studi linguistik yang menganggap semiotiknya sebagai cabang ilmu yang disebut "semiologi" (dari kata "smiologie" dalam bahasa Prancis), yang merujuk pada ilmu yang mempelajari sistem tanda dalam masyarakat. Meskipun demikian, Saussure sendiri tidak mengembangkan konsep ini lebih lanjut. Kontribusi pemikirannya dalam semiotika lebih dikenal sebagai "ilmu semiologi" atau sering disebut semiotika signifikasi.