Dua gudang penyimpanan milik Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Cianjur, Jawa Barat, kebanjiran stok beras sejak program bantuan beras dialihkan menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT). Stok terus menumpuk karena penyerapan beras dari petani tetap berjalan.
Kepala Bulog Subdivre Cianjur Agus Siswantoro mengungkapkan, sejak empat bulan lalu stok simpanan beras di dua gudang di Cianjur terus bertambah, tidak ada yang tersalurkan. Hal tersebut tetap berlangsung sekalipun program BPNT telah berjalan.
Untuk enam wilayah yang berada di bawah tanggungjawab Subdivre Cianjur, stok yang berada di gudang mencapai 12 ribu ton. Sedangkan tahun ini, Bulog Subdivres Cianjur menargetkan penyerapan beras dari petani sampai 19 ribu ton.
Penyerapan gabah dan beras terus dilakukan, meskipun tidak ada pendistribusian yang sebelumnya berimbang antara stok yang masuk dan keluar melalui program rastra.
"Stok yang ada di gudang sebagian sudah masuk sejak empat bulan lalu. Jika dibiarkan terus menumpuk, dikhawatirkan kualitas berasnya menurun bahkan tidak dapat dikonsumsi," ungkapnya.
Bulog menyambut baik wacana Kementerian Sosial RI yang akan mengembalikan fungsi bulog sebagai penyedia beras untuk bantuan pangan karena akan mengoptimalkan stok yang ada agar tidak membusuk di gudang.
Meskipun hingga saat ini, pihaknya belum menerima surat resmi atau tembusan langsung berkaitan wacana yang rencananya akan mulai berjalan pada September itu. Pihaknya merasa hal tersebut akan menjadi angin segar untuk mengatasi masalah stok yang menumpuk. Pihaknya masih menunggu instruksi dari provinsi dan pusat, terutama mengenai petunjuk pelaksana dan teknisnya agar dalam pelaksanannya tidak ada kendala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H