Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso (Buwas) beberapa waktu lalu pernah mengaku khawatir dengan stok beras yang dimiliki perseroan.
Bayangkan saja, BUMN yang ia pimpin memiliki stok beras masif sebanyak 2,3 juta ton yang terancam busuk jika tidak segera disalurkan. Jumlah tersebut masih akan bertambah mengingat hingga saat ini Bulog masih melakukan penyerapan beras dari petani, rata-rata mencapai 10 ribu ton per hari.
Bahkan ia bilang, simpanan beras sampai bulan Juli dan Agustus bahkan bisa mencapai 3 juta ton jika tidak ada penyaluran. Untuk itu perseroan bermaksud mengurangi stok beras sebanyak 1 juta ton yang disimpan di gudangnya. Pasokan itu berasal dari impor beras yang dilakukan pemerintah pada tahun lalu.Â
Malahan setidaknya 50.000 ton diantaranya merupakan pasokan yang diakumulasi dari tahun 2015-2017 sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Harus diakui, kinerja Bulog di tangan Budi Waseso cenderung turun. Eks Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) dinilai hanya fokus ke penyerapan ke dalam gudang tetapi tidak bisa mendistribusikannya. Jika tidak dibenahi cepat, dapat berpotensi merugikan negara.
Kita tentu masih ingat pernyataan Ombudsman Republik Indonesia beberapa saat lalu yang mengkritisi soal penumpukan beras di gudang Bulog. Bahkan di beberapa daerah ada kecenderungan saat panen raya, banyak Bulog daerah tutup. Hal itu lantaran tidak mengantisipasi lonjakan hasil panen petani dengan tidak langsung membeli.
Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Misbah Hasan berharap Presiden Jokowi segera mengevaluasi kinerja Buwas. Apalagi, Buwas belum memiliki inovasi bagus terkait dengan penyerapan pangan ke Bulog untuk meminimalisir harga di petani dan masyarakat.
Menurutnya, Buwas harus banyak koordinasi dengan berbagai lembaga dan memperbaiki manajemen di Bulog. "Manajemen internal ada juga yang rusak. Tidak siap. Tidak ada korrdinasi diantara tingkat internal maupun eksternal," katanya.
Ia menambahkan, ketika beras datang Bulog kelabakan. Harusnya, beras yang lama dikelola, dikeluarkan sehingga ketika beras aru datang bisa buat stok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H