Gue bersyukur karena udah banyak yang mulai mengerti kalau perempuan juga punya ruang untuk melakukan apa yang diinginkannya, setidaknya untuk mendapatkan cita dan mimpinya, tapi ga bisa menutup mata juga kalau orang-orang yang memiliki pandangan sebaliknya juga ga kalah banyak malah mungkin lebih banyak.Â
Ini bukan soal feminisme atau gerakan perempuan lain, karena menurut gue paket dari agama Islam udah lengkap banget. Hanya saja prakteknya yang kadang belum sempurna, pemahamannya belum mendalam, hingga yang terjadi ya masih banyak persimpangan.Â
Jadi ini bukan tentang kekurangan konsep tapi tentang bagaimana konsep itu dipahami hingga diamalkan.Â
Pertama gue mau mastiin kalau dalam menjalani hidup di dunia baik laki-laki ataupun perempuan sama-sama memiliki aturan dan pedoman dengan sumber yang sama yaitu "Al-Quran dan Hadis". Jadi, sebebas-bebasnya kalau gue ngomong perempuan punya hak untuk mencapai mimpinya aturan nya tetep satu yang utama, setiap mimpi dan setiap prosesnya ga boleh menyimpang dari pedoman ini.Â
Gue ngomong gini di awal supaya ga pada salah paham nantinya, karena gue sendiri masih suka heran kenapa maish banyak orang yang berpandangan kalau warna itu seolah cuma dua, hitam dan putih. kalau engga hitam ya putih, kalau engga putih ya hitam.Â
Saat perempuan bilang soal karir, ada saja pertanyaan yang seolah menyudutkan posisi ini "Oh jadi lo mau fokus berkarir dulu ya?" seolah-olah pertanyaan ini akan menggiring pada statment "Kalau perempuan mau fokus berkarir berarti dia gamau nikah".Â
Seolah antara karir dan menikah itu adalah dua hal bersebrangan yang harus dipilih salah satunya ga boleh dua-duanya. Kalau berkarir berarti ga nikah, kalau nikah berarti ga berkarir.Â
kalau misalkan gue ditanya "fokus lo apa nih kedepan?" ya jelas gue bilang karir lah karena jodohnya belum keliatan juga hilal nya, haha. Ga mungkin dong gue bilang "gue mau memperbaiki diri dulu sambil menunggu jodoh dateng" jawaban ini bukan jawaban yang kudu diumbar ke publik lagipula berkarir, mengembangkan potensi diri juga menjadi salah satu cara memperbaiki diri. mengembangkan kapasitas, menunggu waktu pertemuan dengan dia yang maish menjadi rahasia Nya dengan cara yang bermanfaat.Â
Lebih dalam lagi, proses memperbaiki diri itu ga kudu dilakuin pas nunggu jodoh dateng doang tapi kudu dilakuin setiap hari setiap waktu, jangan-jangan ajal duluan yang jemput ya kanm siapa yang bisa tau. jadi hal-hal yang udah pasti kayak gini seharusnya udah bukan lagi bagian dari pertanyaan, karena ya emang udah seharusnya setiap orang memperbaiki diri setiap harinya.Â
kembali soal perempuan dan karir, kalau ada perempuan yang masih single dan dia nampak begitu serius dengan karir dan cita-citanya itu bukan berarti dia ga mau nikah tapi dia sadar kalau masa single nya harus benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, siapa yang tau mungkin di pundaknya dia lah yang harus menanggung beban keluarganya, kita ga pernah tau itu.Â
Kalau di masa proses itu tiba-tiba ada yang dateng dan itu sesuai dengan prinsip hidupnya sejalan visi nya ya pasti juga bakalan luluh kok. karena emang karirnya bukan menjadi alasan dia ga maunikah, tapi sekali lagi untuk memanfaatkan masa single nya dengan menempuh jalan kebermanfaatan.Â