Mohon tunggu...
irma dewi
irma dewi Mohon Tunggu... Editor - ASN

Praktisi komunikasi dan kehumasan pemerintah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Vaksinasi "Senjata" Utama Pemulihan Ekonomi

28 Juli 2021   13:41 Diperbarui: 28 Juli 2021   14:05 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas Vaksinasi Covid-19/Dokpri

Covid-19 masih terus menjadi headline di seluruh dunia. Perkembangan postifnya, pemberitaan saat ini mulai diwarnai oleh percepatan implementasi vaksinasi.

Pandemi dan Konsekuensi Ekonomi

Covid-19 menciptakan resesi singkat namun cukup curam sejak awal 2020.

Kesenjangan kinerja ekonomi antarnegara dan antarsektor melebar, ketidaksetaraan sosial meningkat, dan mempertaruhkan kerusakan jangka panjang pada prospek pekerjaan dan standar hidup bagi banyak orang.

Mulai paruh kedua tahun lalu, dengan diluncurkannya Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), perekonomian memang mulai menggeliat. Aktivitas di banyak sektor telah beradaptasi dengan pembatasan pandemi.

Mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi kelompok pendapatan menengah ke atas.

Namun, langkah-langkah pembatasan jarak sosial yang berkepanjangan telah memberikan hambatan besar pada kegiatan tersebut.

Investasi swasta akan terjadi jika kita memiliki skala ekonomi. Sementara, kita hanya akan memiliki skala ekonomi jika pergerakan orang terjadi.

Pergerakan baru bisa dilakukani dengan lebih aman jika masyarakat berpartisipasi aktif mengikuti program vaksinasi.

Sejumlah RS penuh dengan pasien Covid-19/Dokpri
Sejumlah RS penuh dengan pasien Covid-19/Dokpri

Mengapa Vaksinasi?

Senjata utama yang kita miliki saat ini adalah vaksin.

Mutasi virus Covid-19 sudah terjadi.

Virus ini, terutama varian delta, penyebarannya dua kali lipat lebih berbahaya dan telah menyebabkan ribuan kematian.

Kalau tingkat vaksinasi tinggi, dampak korban jiwa bisa ditekan. 

Hingga akhir Juni 2021 Indonesia berhasil melakukan sekitar 700 ribu vaksinasi per hari.

Dalam beberapa hari ke depan, pemerintah menargetkan vaksinasi harus mencapai 1 juta dosis per hari termasuk untuk anak

Target ini juga masih akan terus dikejar hingga 2-3 juta dosis per hari agar kekebalan kelompok bisa mulai terbentuk pada awal 2022.

Percepatan program vaksinasi terus dibuka seluas-luasnya dengan persyaratan administrasi yang semakin disederhanakan.

Baru-baru ini Kementerian Kominfo menyatakan taget vaksinasi dinaikkan dari semula sebanyak 181,5 juta orang menjadi setidaknya 208 juta orang.

Lindungi diri dan keluarga sesegara mungkin/Dokpri
Lindungi diri dan keluarga sesegara mungkin/Dokpri

Fokus pemerintah saat ini adalah pengamanan pasokan dan peningkatan target.

Pemerintah harus memastikan mampu untuk memperoleh apapun jenis vaksin yang tersedia di luar negeri.

Indonesia merupakan salah satu negara yang beruntung karena mendapat jatah vaksin Covid-19.

Pasalnya, masih ada negara yang kesulitan mendapatkan akses vaksin tersebut.

Secara total, pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk keperluan vaksinasi sebesar Rp57,84 triliun.

Jumlah itu terdiri dari Rp47,65 triliun untuk pengadaan vaksin dan Rp6,5 triliun untuk vaksinasi di daerah.

Layanan kesehatan semakin kewalahan/Dokpri
Layanan kesehatan semakin kewalahan/Dokpri

Satu hal yang paling penting adalah partisipasi aktif masyarakat untuk mengikuti program ini.

Keseluruhan vaksin Covid-19 yang disediakan di Indonesia sudah melalui proses evaluasi oleh badan POM yang juga sudah mendapatkan pertimbangan dari para ahli dari ITAGI dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Kita masih harus terus waspada.

Penyakit ini sangat nyata dan gelombang kedua serta ketiga masih berlangsung di berbagai belahan dunia.

Vaksinasi Covid-19 adalah salah satu upaya utama untuk menjaga daya tahan tubuh.

Bagi kita semua, daya tahan tubuh yang kuat adalah modal utama untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk belajar dan bekerja untuk menjaga perekonomian keluarga dan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun