Mohon tunggu...
irma dewi
irma dewi Mohon Tunggu... Editor - ASN

Praktisi komunikasi dan kehumasan pemerintah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nilai Strategis Ekspor Pesawat Indonesia

2 April 2021   17:04 Diperbarui: 2 April 2021   17:07 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buatan Indonesia (dokpri)

Baru-baru ini, pada pertengahan Maret 2021, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kembali berhasil melakukan ekspor pesawat terbang CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) generasi terbaru.

Setelah sebelumnya ke Nepal, kali ini Senegal akan menjadi negara yang akan mencoba langsung pesawat buatan Bandung ini.

Nantinya pesawat ini akan digunakan untuk kegiatan pengawasan atas arus lintas laut.

Direktur PTDI Elfien Goentoro mengatakan, rute yang akan ditempuh oleh kru penerbangan CN235-220 MPA yakni dari Bandara Husein Sastranegara Bandung ke Bandara Kualanamu Medan, lalu menuju Mumbai di India, dan berlanjut ke Doha Qatar.

Dari sana pesawat akan terbang ke Khartum di Sudan, kemudian singgah ke Nigeria sebelum mengarah ke tujuan akhir di Dakkar Senegal.

CN235-220 MPA dilengkapi dengan radar misi kamera inframerah pandang depan yang bisa mendeteksi kapal penangkap ikan, baik legal maupun ilegal.

Dengan kemampuan penuh, CN235-220 MPA dapat bertahan sekitar 11 jam. Pesawat ini bisa melakukan misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian.

Selain itu, menurut pilot uji eksperimental dan instruktur penerbangan, Kapten Esther G. Saleh, kinerja pesawat ini cukup optimal juga bisa digunakan untuk misi pencarian dan penyelamatan.

Dengan begitu pesawat ini sangat cocok dengan kebutuhan Angkatan Udara Senegal.

Buatan Indonesia (dokpri)
Buatan Indonesia (dokpri)

Dukungan pembiayaan

Ekspor pesawat terbang ke wilayah Afrika ini mendapatkan dukungan pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) senilai Rp354 miliar, melalui pinjaman lunak dengan skema Penugasan Khusus Ekspor (PKE) dari pemerintah.

PKE menyediakan pembiayaan ekspor atas transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, tetapi dianggap perlu untuk menunjang program ekspor nasional, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 2 tahun 2009.

Dalam hal ini, LPEI mendapat mandat bukan hanya untuk menyediakan pembiayaan, tetapi juga untuk memberi penjaminan dan asuransi ekspor.

Saat ini Indonesia adalah satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki industri pesawat terbang. Hal ini tentu merupakan kebanggaan nasional.

Sebab itu, komitmen LPEI untuk mendukung ekspor produk unggulan agar bisa memasuki pasar internasional sangat diperlukan, baik dari sisi volume maupun tujuan.

Pembiayaan dengan skema PKE ini memperhatikan manfaat besarnya bagi sosial ekonomi Indonesia. Misalnya saja penyerapan lapangan kerja yang mencapai 4 ribu orang, peningkatan daya saing produk dan jasa Indonesia, serta penetrasi pasar ke kawasan Asia Selatan dan Afrika.

Ekspor pesawat dibiayai oleh LPEI/ndonesia Eximbank (dokpri)
Ekspor pesawat dibiayai oleh LPEI/ndonesia Eximbank (dokpri)

Nilai Strategis

Salah satu sektor andalan bagi Indonesia agar bisa segera memulihkan kondisi ekonomi nasional adalah perdagangan internasional.

Selain peningkatan kualitas produk agar memiliki daya saing yang kuat, sudah saatnya Indonesia melihat potensi dari negara-negara sasaran non tradisional yang selama ini belum menjadi mitra dagang utama Indonesia.

Perluasan pasar ini tentu dapat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebenarnya, peluang ekspor ke Afrika dan Asia Selatan masih terbuka lebar.

Namun kawasan-kawasan tertentu memiliki risiko yang kerap dihindari, baik oleh pelaku industri maupun perbankan nasional.

Sebab itulah, pemerintah harus hadir untuk memastikan semua fasilitas untuk menembus pasar tersebut bisa tersedia dengan baik.

dokpri
dokpri
Keberhasilan Indonesia dalam mengekspor pesawat terbang kali ini tentu turut mempengaruhi puluhan industri dalam negeri yang memasok kebutuhan industri pesawat.

Misalnya saja bidang usaha mesin roda pendaratan, pembuatan tabung, pembuatan poliuretan, pembentukan termal dari akrilik, serta berbagai perkakas pelengkap lainnya.

Selain itu, kondisi ini menunjukkan bahwa bahwa produk Indonesia dapat diterima di pasar tujuan ekspor baru tersebut.

Hal ini tentu memiliki nilai strategis bagi industri nasional karena catatan pasokan pesanan ekpor dan kepuasan pelanggan luar negeri menjadi salah satu syarat utama dalam evaluasi pada penawaran-penawaran internasional berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun