Mohon tunggu...
irma dewi
irma dewi Mohon Tunggu... Editor - ASN

Praktisi komunikasi dan kehumasan pemerintah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Utang Produktif Berdampak Positif

19 Oktober 2020   09:48 Diperbarui: 19 Oktober 2020   09:54 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir tidak ada negara di dunia yang terlepas dari utang. Bahkan perusahaan multinasional pun masih mengandalkan utang sebagai pendukung investasi dan operasionalnya.

Selama ini pemerintah berusaha meningkatkan capaian penerimaan melalui pajak, bea cukai, hibah dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Namun, jumlahnya tidak mencukupi keseluruhan belanja negara. Defisit ini harus ditutup melalui pembiayaan, salah satunya adalah melalui utang.

Prioritas nasional saat ini adalah percepatan dan pemerataan pembangunan infrastruktur. Janji dan kewajiban negara kepada rakyat ini membutuhkan dana yang sangat besar, tetapi terkendala kapasitas APBN yang terbatas.

Selama utang digunakan untuk secara produktif seperti pembangunan infrastruktur (termasuk kesehatan dan pendidikan) yang berdampak positif bagi sosial ekonomi masyarakat, utang bukan hal yang perlu ditakutkan.

Alasan utama pemerintah berutang adalah untuk kesejahteraan rakyat. Sama seperti ketika seorang kepala keluarga yang membeli rumah melalui KPR, rumah tersebut pada ujungnya adalah untuk kesejahteraan keluarganya.

Hal yang terpenting adalah utang tersebut produktif bukan konsumtif. Contohnya saja pembangunan Jalan Tol Jagorawi lebih dari 40 tahun yang lalu dengan menggunakan utang.

Hingga saat ini jalan tersebut masih ada dan terus memberikan manfaat. Utangnya sudah tertutup dari hasil jalan itu. Malah sampai sekarang masih menguntungkan.

Utang juga dapat mempercepat penerimaan manfaat pembangunan. Jika menunggu penerimaan negara terkumpul, untuk membangun jalan Tol Trans Jawa misalnya, akan membutuhkan waktu bertahun-tahun sehingga baru bisa dinikmati 25 tahun mendatang.

Dengan berutang, manfaat dari keberadaan jalan tersebut bisa dirasakan dalam 5 tahun. Selama dikelola dengan baik, utang merupakan pembiayaan alternatif yang hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Kesalahpahaman Umum

Menilai beban utang tidak bisa dilihat semata dari jumlahnya saja, tetapi juga harus dilihat dari presentase kekayaan. Sepanjang rasio utang terhadap PDB masih dalam batas wajar, utang tidak akan membebani anggaran negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun