Pendapatan investasi yang tinggi tentu akan mendorong investor untuk berinvestasi dalam instrument investasi tersebut. Rasio pendapatan investasi antara persentase imbal hasil investasi sukuk dengan prosentase deposito perbankan misalnya tentu akan sangat dipertimbangkan oleh investor. Imbal hasil menjadi salah satu pertimbangan utama bagi investor untuk berinvestasi.
Selain itu, tingkat pengetahuan dan pemahaman investor mengenai suatu produk investasi akan mempengaruhi pilihan investor. Semakin baik pemahaman investor atas sukuk, maka kecenderungan masyarakat untuk berinvestasi di sukuk semakin besar.
Dalam upaya untuk terus meningkatkan komitmen masyarakat dalam berkontribusi kepada pembangunan nasional baik melalui skema pembiayaan Syariah maupun konvensional, pemerintah akan terus berinovasi agar produk-produk obligasi pemerintah/ surat utang negara dapat menjadi salah satu instrument investasi yang utama bagi masyarakat.
Oleh sebab itu, perlu terus dikaji perilaku pemilihan instrument investasi masyarakat untuk memperoleh gambaran yang lebih baik, sehingga rasio kepemilikan masyarakat Indonesia atas surat utang pemerintah dapat ditingkatkan lagi melalui strategi komunikasi dan pemasaran surat utang negara maupun melalui skema imbal hasil investasi yang semakin menarik. Strategi komunikasi, promosi dan pemasaran sukuk harus terus ditingkatkan dalam upaya untuk mendorong pendalaman pasar keuangan domestik sekaligus memperkuat ketahanan perekonomian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H