Merangkul kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang adalah sikap yang lebih sehat. Selain itu, penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan pola pikir yang seimbang dan realistis. Menetapkan tujuan yang realistis, mengatur waktu dengan baik, dan mengelola harapan sendiri dapat membantu mengurangi tekanan perfeksionisme.Â
Fokuslah pada proses belajar dan pertumbuhan pribadi, bukan hanya pada hasil akhir. Tak kalah pentingnya, mahasiswa perlu menyadari pentingnya kesehatan fisik dan mental. Menjaga keseimbangan antara studi, pekerjaan, dan kehidupan pribadi sangat penting untuk mengurangi tekanan perfeksionisme.Â
Mencari dukungan dari teman, keluarga, atau sumber daya kampus juga bisa membantu dalam mengatasi tekanan ini. Dalam menghadapi tekanan perfeksionisme di kalangan mahasiswa, penting untuk mengubah paradigma dan memprioritaskan kesehatan dan kebahagiaan. Mengenali dan menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan adalah langkah awal menuju kebebasan dari tekanan perfeksionisme yang berlebihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H