Di Tahun terakhir masa jabatan Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil semakin mantap dalam menggencarkan berbagai program dan pengembangan sebagai upaya memperbaiki ekonomi di Jawa Barat. Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat bersama Ridwan Kamil dan wakil Gubernur, Uu Ruzhanul Ulum telah selaras merencanakan pembangunan di Provinsi Jawa Barat.
Salah satunya adalah Kawasan industri dan perkotaan baru di Jawa Barat yang dinamakan "Rebana Metropolitan". Perencanaan Kawasan Metropolitan Rebana ini telah disampaikan oleh Ridwan Kamil pada 22 Oktober 2020 di "Government Round Table Series 2: Pemulihan Ekonomi Jabar". Pada saat itu Ridwan Kamil menyebutkan bahwa Rebana Metropolitan akan memiliki kota-kota baru dalam tujuh Kawasan berbasis industry.
Kemudian, Kawasan Metropolitan Rebana ini mulai diresmikan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 84 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Pengembangan Kawasan Rebana Tahun 2020-2030, Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 85 Tahun 2020 tentang Badan Pengelola Kawasan Rebana, dan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.
Dilansir dari wawancara Ir. Bernadus Djonoputro M.M IAP yang pada tanggal 27 April 2023 ditunjuk sebagai Kepala Badan Pengelola Kawasan Metropolitan Rebana oleh Ridwan Kamil bersama Mang Ewok, pemimpin redaksi PRFM salah satu radio berita di Bandung, Bernie atau sapaan akrabnya dari Bernadus ini menjelaskan bahwa Rebana Metropolitan ini bukanlah sebuah proyek, melainkan Kawasan aglomerasi perkotaan hidup yang terdiri dari tujuh kota kabupaten, diantaranya Kota dan Kabupaten Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka, Subang, dan Sumedang, dengan jumlah penduduk 9 sampai 10 juta jiwa.
"Dalam Rebana Metropolitan tidak hanya terdapat kota-kota atau calon kota saja, tetapi terdapat juga Kawasan pertanian dan Kawasan yang berpotensi dijadikan sebagai Kawasan pariwisata, inilah yang disebut Rebana Metropolitan" lanjut Bernie. Ridwan Kamil menilai bahwa Kawasan ini memiliki potensi dalam pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat untuk kedepannya sehingga direncanakan 13 kota baru berbasis industry.
Perencanaan Kawasan ini tentunya tidak lepas dari perencanaan infrastruktur yang memadai, untuk konektivitas lokal/nasional di Rebana Metropolitan ini terdapat Jalan Nasional, Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan Palimanan-Kanci (Palikanci), rel Cikampek -Cirebon, Pelabuhan Balongan, Tol Cileunyi -- Sumedang -- Dawuan (Cisumdawu), rel Rancaekek -- Kertajati, LRT Cirebon -- Kertajati, dan lainnya. Selain itu, terdapat dua infrastruktur utama di Kawasan Metropolitan Rebana yang merupakan akses global, diantaranya Airport Internasional Kertajati yang menghubungkan Jawa Barat dengan dunia dan juga Pelabuhan Samudera Patimban yang menghubungkan logistik dari Indonesia ke dunia atau ekonomi global.
Menurut Bernie pola perencanaan Rebana Metropolitan dilakukan dengan dua hal. Yang pertama, memastikan produk-produk perencanaan yang dibuat bersifat inklusif yang artinya pembangunan ini dilihat dari potensi yang dimiliki serta harapan masyarakat. Yang kedua, memastikan pembangunan tujuh kabupaten dan kota ini mengutamakan kearifan lokal dan modal dasar lokal, harapannya kota dan kabupaten ini akan berkembang sesuai dengan local wisdom wilayahnya masing-masing, artinya tidak semua Kawasan menjadi industry, dimana Kawasan yang memiliki produksi beras melimpah akan menjadi Kawasan pertanian seperti Kuningan yang tidak memiliki industry sehingga difokuskan untuk menjadi pertanian masa depan dan Kawasan pariwisata. Pendekatan berbasis kearifan lokal ini didukung oleh perencanaan infrastruktur kelas dunia.
Dampak positif bagi masyarakat dalam pembangunan ini adalah konektivitas dan akses ke luar negeri menjadi mudah serta kesempatan kerja. kemudahan mobilitas ke setiap daerah karena dukungan infrastruktur yang telah tersedia. Masyarakat dapat memanfaatkan efisiensi waktu untuk keperluan berpergian ke daerah lain maupun luar negeri dan juga memudahkan ekspor hasil bumi menjadi lebih cepat, hal inilah yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. 13 kota berbasis industry dapat mendukung masyarakat dalam peluang pekerjaan dengan menyerap UMKM maupun industry kreatif.
Dalam pembangunan besar ini, tentunya masyarakat Jawa Barat harus siap, salah satu yang terpenting yang harus dipersiapkan adalah SDM dengan Pendidikan. Bernie berpendapat bahwa berdasarkan dari perencanaan pembangunan di Metropolitan Rebana ini, mengarus utamakan berbasis vokasi dan kejuruan.
Selain membutuhkan perguruan tinggi yang mumpuni, dibutuhkan juga Pendidikan lain, seperti yang akan dibuka Pendidikan politeknik untuk menyiapkan SDM untuk mengisi manufaktur dan bidang-bidang industry di Metropolitan Rebana, tepatnya Politeknik Manufaktur Bandung akan membuka kampus keduanya di Majalengka. Selain itu, kementerian perindustrian bersama dengan Pendidikan dan kebudayaan juga mendirikan SMK-SMK di beberapa lokasi Kawasan industry. Kemudian Pemerintah Provinsi juga menginisiasi adanya ITB Kampus Cirebon yang menjadi magnet masyarakat untuk menciptakan generasi-generasi unggul.
Bernie menambahkan bahwa tugas dari Badan Pengelola Kawasan Metropolitan Rebana adalah membantu bupati, walikota, dan gubernur untuk mengkoordinasikan urusan infrastruktur proyek strategis nasional, memastikan bahwa program-program pembangunan yang besar terlaksana dengan baik. Tugas lainnya adalah menjadikan metropolitan ini sebuah tempat yang layak huni yang artinya harus inklusif dimana semua strata ekonomi akan hidup.
"Ini bukan proyek yang akan berjalan satu tahun, proyek punya gubernur, tapi ini adalah legacy yang dimulai oleh Pak Gubernur Ridwan Kamil untuk menjadi sebuah embrio dari tempat kita hidup yang layak huni untuk masa depan 50-100 tahun ke depan, dan jika melihat modal yang ada saat ini wilayah ini hamper bisa dipastikan akan menjadi wilayah yang akan sangat menjanjikan di Indonesia dalam 30-50 tahun ke depan" ucap Bernie.
Tantangan dan hambatan dalam pembangunan Metropolitan Rebana ini menurut Bernie diantaranya adanya regulasi dalam lintas batas administrasi, keterbatasan anggaran yang mengharuskan Badan Pengelola Metropolitan Rebana ini berinovasi. Untuk anggaran pembangunan ini setiap kota dan kabupaten memiliki dananya sendiri, tetapi secara keseluruhan anggaran Metropolitan Rebana berasal dari pusat untuk proyek strategis nasional. Dalam Metropolitan Rebana terdapat 81 proyek untuk 10 tahun ke depan yang bernilai sebesar 235 triliun.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkomitmen untuk meningkatkan ekonomi di daerah Jawa Barat. Pemerintah pusat memberikan anggaran dalam pembangunan infrastruktur serta peran pemerintah daerah dan badan pengelola terkait yaitu memastikan perencanaan dan pengimplementasiannya tepat sasaran, tepat waktu, dan juga pemerintah yang benar (jujur). Dalam pembangunan proyek termasuk Proyek Strategis Nasional membutuhkan adanya investor yang dapat mendukung pendanaan, untuk itu diperlukan adanya pemerintah yang benar agar banyak investor tertarik karena dapat menaruh kepercayaan.
Jawa Barat sendiri sudah mulai dilirik oleh banyak investor. Terbukti dari masa Gubernur Ridwan Kamil yang sudah sukses dalam berbagai proyek di Jawa Barat sehingga memudahkan dalam membuka Kawasan baru untuk kemudian menarik para investor. Di Metropolitan Rebana, investor yang tergabung dari investor asing dan domestik perbandingannya 50:50.
Untuk itu, diharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat melanjutkan estafet pembangunan ini dengan sebaik-baiknya. Dengan kesempatan yang sudah didapat saat ini, Jawa Barat memiliki kemudahan dalam menarik investor. Jika dimanfaatkan dengan baik, Jawa Barat dapat menjadi provinsi yang berkembang pesat baik secara ekonomi maupun bidang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H