Namanya Galih, anak tetangga. Dia pintar dan lucu. Gemesin banget deh. Bapaknya Galih 1 departemen dengan Bapak saya di perusahaan Gas terbesar di Indonesia.
Ketika Bapak saya pensiun, Bapaknya Galih masih kerja. Biasanya setiap lebaran Galih dan keluarganya menyempatkan main ke rumah saya. Galih...Galih...lha wong pagar belum dibuka, dia sudah manjat ke dalam halaman sambil teriak "assalamualaikum, Budhe...Budhe...", Galih memanggil Mamaku. Cerdas bukan? Hehe.
Saat melepas kangen dengan keluarga Galih, selalu ada cerita lucu dari Tante Rini (Ibunya Galih) tentang Galih. Kali ini yang terlontar adalah petualang Galih menyusup ke dalam kilang gas.
Oh iya, di tempat kerja dulu, kilang gas tuh merupakan zona 1. Tidak semua orang bisa masuk. Untuk karyawan harus punya badge khusus ada ada tulisan Zona 1. Mama saya pernah masuk dengan rombongan Ibu2 Dharma Wanita. Itu pun hanya sekilas. Para ibu diberi penjelasan bagaimana suami mereka bekerja. Saya pun juga pernah masuk keliling pabrik sampai naik ke kapal LNG. Kesempatan saya masuk pabrik karena saya dianggap siswa 'lumayan' pintar sama walikelas hehe. Pernah juga saya ke kilang karena ada Mentri atau Predisen meresmikan sesuatu (tau deh, lupa ah). Saya dan teman2 yg tergabung di ekskul Drum Corps memainkan musik lagu2 Indonesia. Semua adalah kesempatan emas karena sekalilagi tidak semua orang bisa masuk ke kilang. Harus ada surat dan penjagaan yg ekstra ketat.
Balik lagi ke kisah Galih ya...
Galih selalu tanya sama Bapaknya dimana Bapak cari uang. Galih pengen tahu dan pengen ikut Bapaknya cari uang. Bapaknya Galih hanya menjawab di Pabrik. Terus...terus...Galih semakin penasaran.
Di suatu siang, jam istirahat. Bapaknya Galih pulang untuk makan siang. Galih yang masih TK, kembali bertanya ke Bapaknya dengan pertanyaan yang selalu dia ulang.
Sementara Bapaknya Galih menikmatin makan siang. Galih mencet tombol kunci mobil. Dia main di dalam mobil Terano Bapaknya. Sudah biasa Galih begitu, jadi dibiari saja.
Ketika jam istirahat karyawan sudah mau habis, Bapaknya Galih segera balik ke kilang. Tancap gas bo'. Dia gak sadar Galih masih nyelinap di jok belakang Terano. Galih membungkukkan badannya sehingga Bapaknya gak bisa melihatnya dari spion. Sampai juga Terano Bapaknya Galih di pos security. Gak tau kenapa, di jok belakang Terano memang lagi banyak barang. Ada beberapa galon air mineral. Si Galih tidak terdeteksi. Terano bisa lolos sampai diparkiran mobil. Bapaknya Galih turun dari mobil dan kembali ke kantor, bekerja seperti biasa. Galih bangun, dia tersenyum puas. Mungkin batin 'yes, aku bisa lihat Bapak cari uang'.
Lain kondisi di kilang, lain lagi di rumah. Tante Rini panik nyariin Galih. Kakaknya Galih, Yogi dan Dian jadi korban amukannya. Hatinya remuk. Galih hilang. Mau telpon Bapaknya Galih tapi takut ganggu konsentrasi kerja. Sambil menahan sedih, Tante Rini, Yogi dan Dian mencari ke tetangga. Telpon sana sini tanya apakah ada Galih di rumah yg ditelpon.
Kembali lg ke kilang. Galih mulai kepanasan di dalam mobil. Dia membuka tutup pintu hanya sekedar mencari udara segar. Kostumnya yg cuman kaos kutang dan celana seragam TK sudah basah kuyup. Semua cemilan dan minuman di dalam mobil ludes disikat Galih.
Dari kejauhan, di sebuah bangunan tempat karyawan kursus Bahasa Inggris, ada Pakdenya Galih (kakak Bapaknya) memperhatikan ke parkiran, mikir kenapa pintu mobil Terano adiknya bisa buka tutup sendiri. Pakdenya Galih mendekat. Dia menemukan Galih cengengesan di dalam mobil. Ketika ditanya, jawaban Galih adalah mau tahu gimana cara Bapaknya cari uang. Pakdenya jg gak sadar kalau anak seusia Galih tidak boleh masuk ke kilang. Si Pakde yg baik hati segera mengambilkan teh hangat dan kue untuk keponakannya. Dia melihat betapa lahapnya Galih makan. Laper kaleeee kan dah jam 4 sore. Pakdenya Galih pun meninggalkan keponakannya karena jam kerja dah usai. Saatnya karyawan pulang ke rumah.
Galih melihat Bapaknya jalan menuju Terano. Galih yang sudah kenyang pasang posisi sembunyi di jok mobil. Ketika Bapaknya mau buka pintu,
"DAR!!! Bapak...", dgn wajah tanpa dosa Galih mengejutkan Bapaknya.
"AAAAARCCCHH...." Bapaknya Galih kaget, haru, lemas deh...
"Kok bisa Galih disini?"
"Tadi sembunyi di mobil. Sekarang Galih sudah tau gimana Bapak cari uang"
Segera Bapaknya Galih menelpon Tante Rini. Fffiuuuh...Galih...Galih...untung gak ketahuan pamper (security) di kilang :p
*Galih sekarang 12 thn, kelas 1 SMP
*Bapaknya juga dah pensiun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H