Mohon tunggu...
Irma Amanda
Irma Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Aktif Universitas Pamulang Fakultas Sastra - Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Relasi Makna Bahasa Indonesia

29 November 2022   09:59 Diperbarui: 29 November 2022   10:04 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam ilmu Linguistik, relasi makna masuk ke dalam salah satu topik yang diajarkan dalam Semantik. Linguistik sendiri adalah ilmu untuk mempelajari atau menganalisa bahasa. Menurut Andre Martinet, salah satu ahli Linguis berpendapat bahwa Linguistik adalah telaah ilmu mengenai bahasa manusia.

Sematik berasal dari kata Sema yang artinya kata benda atau lambang dalam bahasa Yunani. Ferdinand de saussure (1966) memaparkan bahwa yang dimaksud dengan tanda atau lambang adalah tanda linguistik yang terdiri dari :

1. Komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa.

2. Komponen yang diartika, atau makna dari kompone yang pertama.  

Relaksi makna 

a. Sinonim

b. Antonim 

c. Polisemi

d. Homonim

e. Homograf

f. Homofon

g. Hiponim

h. Ambiguiti

i. Redundansi

a. Sinonim 

Mungkin kata sinonim ini sudah tak asing ditelinga kita. Sinonim adalah makna yang menyatakan kesamaan makna antara satuan ujaran dengan ujaran lainnya. Contohnya,

- Benar dengan kata Betul

- Giat dengan kata Rajin

Dusta dengan kata Bohong

- Haus dengan kata Dahaga

- Baju dengan kata Pakaian

b. Antonim 

Dan pasti kata antonim juga pasti sudah tak asing lagi, antonim adalah dua buah kata yang maknanya bertentangan atau kebalikannya. Contohnya,

- Rajin = Malas

- Bodoh = Pintar

- Naik = Turun

- Lapar = Kenyang

- Kiri = Kanan

c. Polisemi

Sebuah kata yang memiliki makna lebih dari satu. Contohnya,

- Kepala 

   Riyan menggaruk kepalanya yang gatal. (Kepala disini artinya adalah salah satu bagian tubuh)

   Pak Damar di pilih menjadi kepala karang taruna. (Kepala pada kalimat ini berarti Pemimpin)

- Buah

    Dona membawa beberapa buah buku milik Rani yang tertinggal.  (Buah dikalimat ini berarti jumlah benda)

    Tini membelikan buah apel untuk Ibu nya yang sakit. (Buah pada kalimat ini artinya bagian dari tumbuhan yang dapat dimakan)

d. Homonim

Dua buah kata yang memiliki persamaan penulisan dan pelafalan namun maknanya berbeda. Contohnya,

- Bisa 

   Jangan pegang ular itu, dia memiliki bisa yang mematikan.

   Kalau kamu rajin belajar, kamu pasti bisa mendapar nilai yang bagus.

- Bulan

   Aku akan pergi ke Bandung bulan Februari nanti.

   Wah, bulannya sangat terang malam ini.

e. Homograf

Kata yang mempunyai persamaan penulisan, namun pelafalan dan maknanya berbeda. Contohnya,

- Apel

    Rina memakan apel yang dibawa temannya.

    Pak Rusman terlambat ikut apel pagi di kantornya.

- Serang

    Bu Dini kini tinggal di  Serang bersama anaknya.

    Kiki di serang oleh lebah.

f. Homofon

Kata yang mempunyai perasmaan pelafalan, namun makna dan penulisannya berbeda. Contohnya,

- Bank = Bang

- Tang = Tank

- Massa = Masa

- Rok = Rock

- Mint = Min

g. Hiponim 

Sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercangkup dalam bentuk lain. Contohnya,

- “Tugas kalian yaitu mengklasifikasikan harimau, komodo, angsa, sapi dan nyamuk seperti contoh!” (kata yang bercetak tebal merupakan hiponim dari binatang)

- Ratna menyukai wangi-wangian bunga seperti melati, mawar, kenanga dan sedap malam. (kata yang bercetak tebal merupakan hiponim dari bunga)

h. Ambiguiti

Suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu atau ganda dan bisa memiliki lebih dari satu interpretasi. Kata yang bersifat ambigu ini dapat menyebabkan ketidakjelasan dalam kalimat lisan maupun tulisan.

- “Proposal ini sudah dibungkus oleh pihak kampus”. Kata dibungkus di sini bisa memiliki 2 makna, yakni menutup sesuatu dengan semacam penutup, atau sesuatu yang sudah dirampungkan.

- “Tadi dia merasa gondok dengan ibunya”. Kata gondok di sini bisa memiliki 2 makna, yakni penyakit kelenjar tiroid dan perasaan kesal terhadap seseorang.

i. Redundansi 

Berlebih-lebihannya pemakaian unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran.

 - Dino memanjat keatas pohon. (Kata memanjat keatas berlebihan karena tanpa kata ke atas itu lebih baik dan kita juga thau bahwa memanjat itu pasti ke atas)

- Bunga didepan rumahku sangat cantik sekali. (Kata sekali membuat kalimat tersebut sangat berlebihan.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun