Mohon tunggu...
Irma Agustina
Irma Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Banda Aceh

Medstud of USK

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Ada Kusta di Antara Kita

27 Januari 2022   14:28 Diperbarui: 27 Januari 2022   18:12 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: istockphoto.com

Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit ini sering disebut sebagai penyakit kutukan dikarenakan perawakannya yang mengerikan dan dapat menyebabkan disabilitas atau kecacatan saat tidak diobati dalam jangka waktu yang lama. 

Pada tahun 2020, Indonesia berada di peringkat ketiga di dunia dengan jumlah kasus baru Kusta berkisar 8% dari kasus dunia.

Terdapat 3 tanda utama penyakit kusta, yaitu:

  1. Bercak kulit yang mati rasa
  2. Penebalan saraf tepi
  3. Ditemukan kuman tahan asam pada pemeriksaan kulit

Manusia merupakan satu-satunya sumber dan pejamu bagi kuman Mycobacterium leprae. Kuman ini paling banyak berada di saluran napas bagian atas. Penularan dapat terjadi jika seseorang melakukan kontak yang cukup lama, cukup dekat dan cukup erat dengan penderita. 

Kuman masuk melalui saluran napas atas dan kontak kulit yang cukup lama. Namun perlu diketahui bahwa penderita Kusta yang sudah meminum obat Multi Drugd Therapy (MDT) tidak menjadi sumber penularan kepada orang lain.

Disabilitas atau kecacatan Kusta terjadi karena reaksi Kusta yang mengenai saraf tepi. Semakin lama menderita Kusta, maka semakin besar pula risiko terjadinya disabilitas. Namun, kerusakan saraf yang terjadi kurang dari 6 bulan dan diobati dengan cepat dan tepat, tidak akan menyebabkan kerusakan saraf yang permanen. 

Cegah Kusta dengan KITA, yaitu:

Kenakan masker dan jaga kebersihan

Ingatkan penderita untuk konsumsi obat sampai sembuh

Tidak boleh berpergian ke daerah endemik Kusta

Atur pola makan dan jaga daya tahan tubuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun