Mohon tunggu...
Irma Sri Nurwati Utsman
Irma Sri Nurwati Utsman Mohon Tunggu... -

Nama lengkap: Irma Sri Nurwati Utsman. terlahir dari Orang tua yang sederhana, dan berusaha growing dengan keterbatasan, menjadi sosok perempuan yang tak ingin dipandang rendah oleh siapapun, kelas, atau strata. Bercita-cita selagi sempat karna cita-cita itu sesuatu yang didapat bagaimanapun bentuknya it is a willingness.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Is It Date? di Rumah Sakit?

23 November 2014   23:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:02 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejuta ambigu terlintas di benak dan mengoyak keras seisi otakku. Kenapa Tuhan memberikan mandat terhadapku?  Padahal aku sama sekali tidak berkemampuan menapaki hidup.Mungkin Tuhan lah lagi yang berperan lebih banyak,dan aku hanyalah penggerak yang menuai aksi .

Ini masih Aku ,Vita. Syukurlah masih mengenalku. Kembali! hanya sekedar berbagi pengalaman, hehehe.

Baik akan ku mulai ceritanya, but i must to find a best corner, supaya Aku sang pencerita bisa duduk nyaman. Just Shut up! Berhenti basa basi.

Petang itu pukul 18.25 ba'da maghrib.Sebagai Mahasiswi, aku disibukan dengan tumpukan tugas yang menyebalkan. Dan tak hanya itu, Lamunanku kembali !tertuju terhadap mantan terindahku. Kami berusaha tidak memutus komunikasi, dari semenjak kandasnya hubungan kami tempo dulu. Bahkan,sesekali mencuri waktu untuk dinner,dengan alasan bimbingan belajar. Parah brow! Dont try this at home.

Kemudian kala itu, Dia berkeinginan mengajakku ke Rumah Sakit, dengan maksud menjenguk sanak familliynya yang tengah terbaring.Akupun tanpa mempertimbangkannya lagi, langsung memenuhi ajakan nya tersebut.

Setibalah di Rumah Sakit, Akupun mengikuti kemanapun arah Dia berjalan. Kami mengobrol sepanjang lorong dan bersenda gurau. Entah sudah berapa anak tangga yang sudah kami naiki. Rasanya belum sampai-sampai juga. Aku ingin berusaha bertanya, tapi Dia masih asyik dengan ceritanya. Dan akupun tak mau memalingkan pandanganku begitu saja, karna Dia begitu mempesona.

Sepertinya puluhan kilometer sudah kami jajaki ( maaf agak didramatisir, habisnya capek ). Kamar jenazah pun sudah kami putari sebanyak 5x, dan mayat-mayat didalam, kebosanan melihat wajah kami dan ingin berseru " woy, gada kerjaan?"..iih merinding kalo sampe mereka murka terhadap Kami yang tak sengaja menganggu kenyamanan istirahat mereka di alam baka.

Aku mencari-cari alasan untuk berhenti dan duduk di bangku lorong *padahal memang capek beneran*. Aku pun mulai bertanya.

"Sebenernya kita mau jenguk siapa sih? Kok gak nemu2 ruangan pasiennya. Apa kamu gak salah milih rumah sakit?".

Dengan santai Dia menjawab sambil cengengesan.

"Tak ada orang yang mau ku jenguk disini. Sanak saudaraku baik-baik saja. Aku hanya bingung harus mengajak kamu kencan kemana. Karena kalau ke tempat umum, Aku takut ketangkap basah lagi sama mama kamu.Jadi, Aku pilih rumah sakit saja, terlebih tak ada yang mau kencan di Rumah sakit selain kita. Lebih aman dan terhindar dari paparazi pula."

Seketika akupun terdiam dan tak tahu harus berkata apa lagi. Dia bilang ini adalah Kencan. Konsep Rumah Sakit menjadi tempat kencan adalah ide yang Superior.

Setahun lalu kami memilih kompleks pemakaman sebagai tempat ketemuan dan sekarang adalah Rumah Sakit. Entah selera kita yang aneh? Atau kita yang aneh sendiri, melibatkan tempat yang selalu berkaitan dengan orang mati. Misterius sekali.

Tempat mana lagi yang menjadi destinasi kami selanjutnya? Baik siapa saja yang merekomendasikan, akan kami terima komentarnya. Koplak sekali.

Singkat cerita. Selamat membaca.

Thanks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun