Mohon tunggu...
Irma Muthiah Saleh
Irma Muthiah Saleh Mohon Tunggu... Guru - Guru/Hidaytullah Balikpapan

Berkebun/Agriculture

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Terjebak Dalam Lomba

11 Agustus 2024   19:37 Diperbarui: 26 Agustus 2024   07:08 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

         Lomba makan kerupuk hanya satu dari demikian banyaknya lomba yang sering dilakukan orang dewasa dan semakin lama makin nyeleneh. Lomba bapak-bapak main bola pakai daster misalnya adalah salah satu kreasi lomba yang juga menyalahi aturan Islam dimana bapak-bapak berpenampilan menyerupai perempuan. Yang lebih naas lagi seperti yang pernah viral adalah lomba gendong istri dimana diberitakan bahwa ada bapak-bapak yang salah gendong istri orang lain. Mungkin bagi penonton ini momen yang sangat  lucu dan menjadikan tontonan itu makin menarik dan seru. Tapi sungguh ini sudah sangat jauh melenceng dari tujuan  peringatan kemerdekaan bangsa kita.  

          Berkreasi adalah bukti bahwa kita berpikir dan terus bergerak menjadi lebih baik. Tapi jangan sampai menyalahi norma-norma yang ada.  Lomba  makan kerupuk misalnya sangat memungkinkan untuk memasukkan unsur pendidikan di dalamnya dengan makan sambil duduk misalnya, diawali dengan membaca basmalah bersama- sama dan seterusnya.  Demikian halnya dengan lomba bapak-bapak main  bola pakai daster bisa diganti  dengan pakai sarung sehingga keseruan tetap ada dan tidak menabrak norma yang ada. Lomba gendong istri bisa di ganti dengan lomba gendong anak yang masih kecil sehingga ketika tertukar  pun tidak menjadi masalah. 

          Di momen memperingati HUT Kemerdekaan kita tahun ini semoga kita lebih bijak dalam memilih dan memilah jenis lomba yang di laksanakan sehingga tidak semata berpijak pada unsur hiburannya tapi tetap ada nilai pendidikan di dalamnya. Memperingati kemerdekaan tetap dengan kegembiraan sebagi wujud kesyukuran kita. Berbagai lomba yang sudah menjadi tradisi turun temurun tetap terlaksana namun menjadi lebih berarti dengan penyesuaian terhadap norma-norma yang ada. Demikian halnya dengan unsur keamanannya tetap.menjadi perhatian sehingga momen ini benar-benar menjadi momen yang bermakna bagi seluruh rakyat Indonesia . 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun