Mohon tunggu...
Irma Muthiah Saleh
Irma Muthiah Saleh Mohon Tunggu... Guru - Guru/Hidaytullah Balikpapan

Berkebun/Agriculture

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Totalitas Tanpa Batas

29 Juli 2022   09:21 Diperbarui: 29 Juli 2022   09:27 9233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa sih totalitas?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, totalitas berarti keseluruhan, keutuhan atau kesemestaan. Sedangkan menurut Eka d'Glutera Jogja dalam sebuah postingan di akun FB nya totalitas tanpa batas adalah bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu tanpa melihat besar kecilnya kegiatan atau pekerjaan tersebut.

Hal ini pula yang dipraktekkan oleh beberapa pihak dalam sebuah kegiatan yang bertajuk manasik Haji di sebuah pondok pesantren.

Hari itu Rabu, 4 Dzulhijjah 1443 H, bertepatan dengan tanggal 12 Juli 2022. Sekitar jam 9 sekelompok santri didampingi ustadzah-ustadzah dan kakak pengasuh mereka, duduk dengan tenang mendengarkan untaian kata penuh hikmah yang disampaikan oleh salah seorang ustadz senior yang didaulat menjadi Amirul hajj pada gelaran manasik haji tersebut.

Sang ustadz tampil dengan pakaian ihram laksana seorang pimpinan rombongan yang sedang berkhutbah di Padang Arafah. Suasana menjadi begitu sakral. Terdengar suara ustadz menyampaikan untaian kata  yang mampu  membawa suasana seakan-akan peserta benar-benar sedang melaksanakan wukuf di Arafah.

Totalitas, itulah yang ditunjukkan oleh sang ustadz yang meskipun hanya latihan untuk pembelajaran haji akan tetapi dengan pakaian ihramnya dan isi khutbahnya, sang ustadz benar-benar menghadirkan suasana seolah-olah peserta sedang berada di Padang Arafah yang sesungguhnya.

Totalitas pun ditunjukkan oleh panitia penyelenggara yang berusaha maksimal mengatur rute-rute yang akan dilewati peserta sebagaimana dalam prosesi ibadah Haji yang sesungguhnya. Ada tempat pengambilan Miqat, kemudian Arafah, Musdalifah, Mina, tempat lontar jumrah, Ka'bah, pilar hijau, tempat Sai bahkan air zam-zam. Meskipun airnya dari Depo air minum terdekat tapi peserta meminumnya seakan akan minum air zam-zam.

Demikian halnya dengan para peserta. Mereka  tampil dengan totalitas. Masing-masing kloter membawa papan nama kloternya mewakili berbagai negara. Mereka menggunakan seragam dan atribut yang telah disepakati bersama anggota kelompoknya. Mereka semangat dan kompak mengikuti setiap prosesi manasik haji.

Ketika sampai pada bagian tawaf suasana menjadi semakin sakral karena beberapa rombongan saling bertemu dalam prosesi tawaf. Ada yang baru datang dan melakukan do'a melihat Ka'bah ada yang sudah melakukan sekali putaran tawaf, ada yang sudah tiga kali, bahkan ada yang sudah tujuh kali. Semua berbaur dan masing-masing kloter tetap menyelesaikan tawaf mereka.

Lantunan dzikir mengagungkan nama Allah Sang Pencipta terdengar dari lisan-lisan santri yang sedang melaksanakan tawaf. Masya Allah sungguh sebuah suasana yang menggetarkan jiwa-jiwa yang rindu untuk datang ke Makkah Al-Mukarramah. Bersimpuh, bersujud memohon di depan Ka'bah yang sesungguhnya.

Totalitas pun terlihat dari lembaganya yang dengan serius mempersiapkan jamuan untuk para peserta dari unitnya masing-masing. Pada saat mereka selesai berkegiatan maka hidangan pun sudah siap atas koordinasi dari kepala sekolah masing-masing. Ada yang menyiapkan sajian bakso, ada sajian Coto Makassar. Masya Allah.

Itulah totalitas dimana  semua bergerak mendukung jalannya program, bahkan kantin sekolah pun ikut andil dengan berperan sebagai toko penyedia oleh-oleh haji meskipun yang disajikannya tetaplah menu jajanan harian seperti biasanya.

Totalitas mengantarkan pada pencapaian yang maksimal. Ia harus direncanakan dengan baik dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh serta dikawal dengan sepenuh hati. Totalitas melahirkan kualitas, sebaliknya pengabaian akan memberikan hasil yang tidak maksimal.

Kalau saja sang ustadz tampil apa adanya dan membawakan khutbahnya dengan tanpa penjiwaan jika seolah-olah sedang berkhutbah di hadapan para jamaah haji, maka bisa saja kegiatan ini hanya mendatangkan lelah bagi para santri. Akan tetapi dengan totalitas dari sang ustadz maka kegiatan tersebut menjadi sangat berkualitas.

Jika para panitia acara memformat acara apa adanya, segala hal yang berkaitan dengan proses ibadah haji ditampilkan ala kadarnya, maka tentu saja ini tidak akan banyak mendatangkan manfaat bagi peserta karena kurang  dapat mendapatkan pelajaran dari setiap tempat yang didatangi.  

Demikian pula jika peserta sendiri yang dikomando wali kelas mereka menyikapi kegiatan ini biasa-biasa saja maka hasil yang diperoleh pun sama, tidak akan banyak memberi manfaat. Akan tetapi karena antusias para wali kelas untuk membangkitkan semangat para anak walinya sehingga semua bergerak berusaha menampilkan yang terbaik.

Dukungan dari para pimpinan madrasah pun sangat besar karena dengan support yang sungguh-sungguh dengan membuka layanan logistik untuk semua peserta dari unitnya maka lelah yang dirasakan oleh para santri berubah kegembiraan.

Semoga kita terbiasa untuk totalitas dalam menjalankan setiap amanah sekecil apapun itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun