Pagi melupakan sejuknya
Siang pun telah menyembunyikan hangatnya
Lalu sore telah menghilangkan senjanya
Begitu hambar asa yang terukir
Begitu pelit bahagia yang terangkai
Hingga kini ataupun nanti
Aku pun masih bingung,aku resah bahkan hancur
Berlari akan membuatku lebih letih
Namun berjalan akan membuatku semakin benci dengan jalan ini
Udara pun rasanya semakin mencekik
Dada pun telah memainkan gendangnya
Bahkan mata telah bosan membuka jendelanya
Akrobat hidup yang tak kunjung usai membuatku berhenti melaju untuk berjalan bahkan berlari
Petir pun tertawa dengan lantangnya
Namun hujan begitu erat memeluk luka
Lalu,kemana harus kucari pelangi?
Pelangi yang dulu pernah hadir
Pelangi yang menyinari semesta hati
Kembali lah,genggam erat hati
Hati yang hampir mati
Sinari lah, hangatkan, bahagiakan lahÂ
hingga aku lupa yang dinamakan kecewa kemarin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H